Biasanya Alya suka hari libur, namun tidak hari ini
Sejak peristiwa yang ia lihat kemarin, semangat Alya untuk menjalani hari seakan berkurang
Dari tadi Alya hanya menonton tv di ruang keluarga dan terus menempelkan tubuhnya diatas sofa, tidak berniat untuk pergi atau beranjak dari atas sofa tersebut.
"Neng Alya ini tho handphone-nya bunyi mulu daritadi" ucap Mba Nurul dari atas yang sedang membereskan kamar
"Biarin aja mbak, taro di laci aja"
"Tapi Neng, Mba takut ini telfon penting, ndak mau diangkat dulu?"
Alya mendecakkan lidahnya dan berdiri dari sofa dengan kaki setengah dihentakkan tanda ia kesal
Ia mengambil handphone-nya dari tangan Mba Nurul dengan kasar. Ia langsung mematikan handphone-nya tanpa melihat nama dari sang penelfon
Alya masuk kedalam kamarnya dan membuka laci meja belajarnya kasar, ia menaruh handphone-nya setengah membanting lalu pergi keluar kamarnya dengan dobrakan pintu yang cukup keras
"Alya!" teriak Mama dari lantai bawah
Alya tidak memperdulikan dan hanya mengucapkan kata 'maaf' seala kadarnya lalu pergi keluar rumah.
---------------
Alya duduk disalah satu ayunan yang berada di taman tak jauh dari rumahnya
Sesekali Alya menendangi kerikil kerikil kecil yang ada ditanah tempat ia memijakkan kaki
"Alya!" teriak seseorang dari belakang Alya
Alya menoleh dan mendapati Nita yang tengah membawa kantong plastik berisi belanjaan
Melihat Nita yang membawa kresek, nengingatkan Alya dengan kejadian tempo hari dimana Alya menunggu Aldo dan Aldo muncul dihadapannya dengan membawa kresek putih
'Aduh Alya kenapa dipikirin lagi!'
"Jangan kemana mana! nanti gua balik lagi!" Nita berlari pelan menuju rumahnya
Alya hanya memperhatikan Nita berlari lalu memfokuskan kembali dirinya menendang nendangi kerikil kecil yang ada dibawah kakinya.
Lima menit berlalu, Alya hendak berdiri dari ayunan karena sinar matahari yang mulai terasa panas tidak seperti sebelumnya, namun langkah Alya terhenti ketika Nita datang dan duduk di ayunan kosong sebelahnya
"Duduk" perintah Nita, dan Alya hanya menuruti
"Lo kenapa?" tanya Nita pelan
Alya hanya menggelengkan kepalanya, kakinya masih dengan setia menendangi kerikil kecil
"Ada masalah pasti kan?"
Kini Alya menganggukkan kepalanya, Nita menghela nafas melihat temannya yang seperti tertekan
"Nggak usah dipikirin, jajan aja yuk? ke kedai, mau nggak?"
Mendengar kedai dari mulut Nita, mata Alya langsung berbinar binar, ia langsung mengiyakan ajakan temannya
"Tapi naik apa?" tanya Alya
"Naik grabcar aja gampang. Tapi lo ijin dulu ke nyokap lo"
"Gua tadi abis ngedobrak pintu kamar, nggak enak ijinnya hehe" Alya memaparkan deretan gigi indahnya
"Ya ampun Alyaaa" Nita menepuk pundaknya pelan, tak habis pikir kalau Alya sedang bete semua bisa jadi korban, termasuk pintu kamarnya, ckckck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in YOU
Teen Fictioncinta itu kayak hujan ga peduli sama siapa ga peduli mau kapan ga peduli mau dimana, ia pasti akan turun cinta itu kayak hujan jatuh tak kenal usia bisa dengan yang tua bisa dengan yang muda cinta itu kayak hujan gakenal sama yang namanya waktu bisa...