sebelumnya~
'aish! padahal aku hanya menyentuh bagian tajamnya, tapi jariku terluka dengan mudahnya. Gunting macam apa itu!' batinnya.Yukio mengambil gunting itu dari tangan Reena, "sudah kembalikan gunting itu, aku tidak mau kau terluka lagi."
"tch, gunting itu... sepertinya gunting itu terus diasah setiap hari." gerutu Reena sambil memasang raut muka yang meyakinkan.
"kenapa kau seyakin itu Reena?"
"apa kau pernah memegang gunting yang setiap hari dipakai bisa melukai tangan hanya dengan memegang ujung tajamnya?"
"tidak.."
"tentu saja dan itu alasan yang cukup untuk menganggap pembunuh ini adalah orang gila. Aku akan melihat-lihat lagi."Ditemani sebuah senter yang diarahkan oleh Yukio, Reena mengelilingi ruangan, tak ada petunjuk apapun. Hanya ada genangan darah yang mengering. Reena mencoba membuka kain putih yang menutupi wajah mayat itu.
"Yukio tolong arahkan senter itu kemari." Lagi-lagi Reena melihat hal yang tak biasa. Wajah mayat itu juga penuh dengan sayatan, bukan.. tapi penuh dengan guntingan sehingga pipinya robek. Belum lagi ekspresi yang menakutkan, mata yang tersisa satu terbelalak seperti menahan sakit, itu bukti jelas kalau mayat itu disiksa sampai mati.Hal yang paling mengejutkan adalah mayat itu merupakan siswi disekolahnya.
"dia.. siswi dari sekolahku."
"hah? kau bilang apa tadi? dia temanmu Reena?"
"bukan, aku hanya sekedar mengenalnya. Semua siswa disekolahku pasti mengenalnya."
"hem itu sebuah petunjuk baru, mungkin pembunuhnya mengenal anak ini." komentar Yukio.
"entahlah, bisa juga orang luar." bantah Reena, "semuanya masih belum jelas."Reena memegang dagunya, "tapi... mungkin orang luar bisa dicoret dari daftar tersangka."
"kenapa begitu? bukankah kau bilang kemungkinan itu ada?"
"jika orang luar, kenapa dia berbuat sadis seperti ini? sedangkan aku tidak pernah mendengar rumor jelek tentang dia diluar sekolah."
"tapi sebaiknya orang luar pun perlu diwaspadai. Ah, aku jadi plin plan begini!"
"aku tidak akan menghapus dugaan tersangka dari luar sekolahmu, kita harus ekstra berhati-hati dan teliti pada kasus ini."
"iya." angguk Reena. Yukio melihat jam tangannya, "Reena aku antar kau pulang, ini sudah larut malam."
"tapi aku sangat penasaran dengan kasus ini, bagaimana orang ini bisa melakukan hal sadis seperti ini."
"aku yang akan mencari tahu, ada banyak berkas yang belum aku dapatkan dari divisi pembunuhan."
"baiklah, tapi kau harus segera menghubungiku besok."
"siap, besok kita akan kemari lagi untuk melihat lebih jelasnya."Lalu keduanya pun pulang, karena Reena masih harus sekolah besok pagi. Selama diperjalanan Reena memikirkan sesuatu, gadis yang menjadi korban itu. Gadis itu adalah anak yang selalu ditakuti oleh semua siswa disekolahnya dan dia suka sekali menyiksa murid yang lemah.
'Apa itu ada hubungannya?' begitu pikir Reena, entah kenapa pertanyaan itu muncul dibenaknya dan berkembang menjadi sebuah firasat tajam tapi tak menyenangkan.
'aku ingin melihat semua berkasnya besok, harus!.' batinnya.~o~o~
hai semua..
terima kasih banyak sudah membaca dan mengomentari tulisan keduaku ini. *bow*
bagaimana menurut kalian?
penasaran dengan pembunuhnya?
tunggu kelanjutannya ya
aku harap kalian tetap membaca tulisanku ini sampai akhir.
sekali lagi.
~TERIMA KASIH~sampai jumpa di chapter selanjutnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Psycopath
Mystery / ThrillerSeorang gadis berjalan pelan dengan kepala tertunduk, setiap malam bajunya selalu berlumuran cairan merah kental berbau amis. Senyum menyeramkan menghiasi wajahnya, sebuah seringai sadis namun terlihat senang. Siapakah gadis itu? XiaoMei present~