Keduanya sampai ditempat kejadian yang dimaksud Yukio. Reena memperhatikan tempat dihadapannya itu. Sebuah bangunan kosong tak terawat dilingkungan yang tak terawat pula.
Jika diperhatikan, bangunan itu berada tak jauh dari sekolahnya, hanya butuh waktu 20 menit jika menggunakan sepeda.
"jadi dimana mayatnya?" tanya Reena tenang.
Yukio mulai melangkah, "ikuti aku."
Reena mengikuti Yukio, mereka memasuki bangunan kosong itu. Yukio mengambil senter kecil disaku jaketnya, bagian dalam bangunan itu sangat gelap. Reena hampir tak bisa melihat apapun didalam.
Lantai pertama hanya berisi beberapa tiang penyangga bangunan, mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Dilantai dua bangunan luas itu hanya terdapat satu ruangan dengan pintu tertutup disana.
Yukio melangkah menuju ruangan itu. Saat pintu terbuka, Reena bisa mencium bau amis darah memenuhi ruangan itu.'ukh! bau darah ini..' keluhnya.
Yukio mengarahkan senternya ke sudut ruangan, mata Reena terbelalak. Ada sebuah mayat perempuan dalam posisi duduk terikat dengan lakban. Badannya penuh dengan sayatan persis seperti yang Yukio katakan.
"ini mayatnya, kau bisa periksa sendiri." kata Yukio.
Reena mendekati mayat didepannya itu tanpa ragu. Gadis itu memperhatikan semua sayatan yang merobek tubuh mayat itu tanpa celah. Anehnya sayatan itu bukanlah sayatan pisau atau pun benda tajam tipis lainnya seperti cutter. Sayatan itu terlihat lebar dan terbuka, sehingga daging mayat itu terlihat begitu saja.
'jika dilihat sayatan ini bukan memakai pisau, ini jika dilihat dari ketebalan lukanya.. apa benar menggunakan gunting?' pikir Reena.
"Bagaimana?" tanya Yukio.
Reena berbalik, "aku punya satu pertanyaan."
"apa itu?" tanya Yukio.
"darimana kau tahu kalau dia dibunuh memakai gunting?" Reena terlihat serius.
Yukio mengeluarkan sebuah plastik bening, "ini..."
Terlihat sebuah gunting berukuran biasa, berlumuran darah. Reena mengambil plastik barang bukti itu dan tanpa ragu mengeluarkannya.
"hei jangan dikeluarkan, kau akan meninggalkan jejak jarimu disana. Dan jangan pegang bagian tajamnya." Yukio memperingatkan.
Reena bersikap cuek, dia tetap memegang gunting itu.
'terlihat biasa saja.' gumamnya.
Reena kemudian memegang bagian tajam gunting itu, SRET! tangannya terluka dengan sangat mudah. Darah mengalir dari jempolnya.
"aw." Reena meringis.
"sudah kubilang jangan pegang bagian tajamnya. Petugas yang memungutnya juga terluka tangannya." omel Yukio sambil memberikan sapu tangannya.
'aish! padahal aku hanya menyentuh bagian tajamnya, tapi jariku terluka dengan mudahnya. Gunting macam apa itu!' batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Psycopath
Mystery / ThrillerSeorang gadis berjalan pelan dengan kepala tertunduk, setiap malam bajunya selalu berlumuran cairan merah kental berbau amis. Senyum menyeramkan menghiasi wajahnya, sebuah seringai sadis namun terlihat senang. Siapakah gadis itu? XiaoMei present~