Chap.3 [pt.2]

16 0 0
                                    

Nara yang baru mendengar kabar itu hanya diam, ia tidak percaya kalimat apa yang baru saja ia dengar. Kaki nya mati rasa dan membuatnya jatuh terduduk di tanah.
----------------------------

"ah hei! kamu baik-baik saja?" Reena terkejut melihat Nara yang terduduk. Namun dia tersadar, tentu saja Nara tidak baik-baik saja. Dia menanyakan hal bodoh.

"maaf aku menanyakan hal bodoh, tentu saja kamu tidak baik-baik saja." Reena pun ikut duduk disebelah Nara.

"a-apa aku boleh melihat.." Nara bicara tergagap, dia masih shock.

Reena melihat gadis itu kasihan, "apa kau akan kuat melihat kondisinya? sejujurnya kondisinya tidak layak dilihat." Reena bicara terang-terangan.

Nara terdiam, dia bingung tapi dia harus memberitahukan hal ini pada ibunda Kira. Dia memberanikan dirinya, "aku akan berusaha kuat. Tolong, aku ingin melihatnya untuk terakhir kali."

Reena menghela nafas, "baiklah, tapi aku ingin kau bekerja sama tentang kasus ini."

Nara mengangguk pelan, "apa aku boleh memberitahu orang tua Kira?"

"tak perlu, pihak kepolisian sudah mengurusnya begitu mengetahui identitas Kira dariku." jelas Reena.

"oke, pertama siapa namamu?" lanjut Reena sambil mengeluarkan buku kecil dan sebuah pulpen.

"Namaku Nara Jang."

"Nara, bisa kamu ceritakan kapan terakhir kamu bertemu Kira dan ada kejadian apa di hari itu?" Reena mulai memasuki mode detektifnya.

Nara menarik nafas panjang dan mulai menceritakan semua yang ia tahu, sehari sebelum Kira menghilang tanpa jejak.

tuk! Reena menutup buku catatan kecilnya, tidak ada petunjuk. Yang diketahui hanya ada seorang anak yang selalu mereka bully, ini bukan hal mengejutkan kalau tahu sifat jelek Kira.

"terima kasih informasinya, mungkin ini bisa sedikit membantu penyelidikanku." ucap Reena.

Kriiing! Kriiing! Handphone Reena berbunyi, ia pun langsung mengangkat telfon itu.

"Reena datanglah ke rumah sakit tempat menyimpan mayat Kira. Orang tuanya ingin mengambilnya dan melaksanakan pemakaman." suara Yukio terdengar dari ponselnya.

"oke, meluncur." jawab Reena singkat kemudian ia mematikan telfonnya.

Reena melirik Nara yang masih  duduk disampingnya dengan wajah pucat, "Nara ikut denganku."

Reena berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Nara berdiri. Nara menyambut tangan Reena dan kembali berdiri.

"kita mau kemana?" tanya Nara.

"Rumah sakit kepolisian." jawab Reena.

Reena dan Nara menunggu didepan gerbang sekolah, tak lama kemudian sebuah mobil hitam legam berhenti didepan mereka. Seseorang yang duduk di posisi pengemudi menurunkan kaca jendelanya.

"Detektif Kwon silahkan naik, saya akan mengantar anda." ucapnya.

Reena pun membuka pintu penumpang bagian belakang dan masuk ke dalam. Nara masih berdiri disamping mobil itu.

"masuklah."

"e-eh tapi.." Nara ragu.

"kau mau lihat Kira atau tidak?" tanya Reena tegas.

Nara mengepalkan tangannya, ia pun masuk ke dalam mobil. Orang yang mengemudi menatapnya.

"maaf detektif Kwon, tapi dia siapa?"

"dia teman korban kasus kali ini, tenang saja dia dapat izinku. Ayo segera pergi, aku tidak mau mendengar omelan Yukio hanya karena aku terlambat." omel Reena.

"baik."

Mereka pun pergi.

She's a PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang