"Nara mau kemana?!" suara Yera menggema dalam kelas.
"Mencari Kira!"
Yera dan Yerin saling bertatapan, kedua anak kembar itu kemudian berlari menyusul Nara.
"Nara tunggu dulu." Yera si tomboy berambut coklat pendek itu menarik tangan Nara. "kita bisa mencarinya bersama sepulang sekolah."Yerin sang adik mengangguk, "iya jangan pergi sendiri, kita juga khawatir jika kamu ikut menghilang tanpa kabar Ra. Lagipula siapa tahu Kira hanya sedang ingin sendiri, belum tentu ia menghilang. Kamu tahu kebiasaan Kira kan?"
Nara diam, mungkin memang lebih baik jika dicari bertiga. Dan benar yang dikatakan Yerin, terlebih lagi anak ini selalu mengamati dan hafal betul kebiasaan seseorang, termasuk Nara sendiri. Kira memang punya kebiasaan jelek jika sedang emosi, dia tidak pulang dan tidak mengabari kawan-kawannya, bahkan ibunya. Nara benar-benar lupa akan hal itu.
Ia terlalu ketakutan karena tulisan di loker Kira kemarin.
"Baiklah, tapi pulang sekolah kita harus mencari Kira." jelasnya. Kedua anak itu mengangguk mengiyakan.Selama pelajaran berlangsung Nara tidak fokus sama sekali. Walaupun ia tahu kebiasaan Kira seperti yang Yerin katakan, ada sesuatu yang membuatnya tetap tidak bisa merasa tenang. Jantungnya terus berdegup kencang, seakan ada sesuatu yang mengancam. Ia terus melamun sampai tidak menyadari bahwa jam sekolah telah usai.
"Nara.. Nara!!" panggil Yera keras karena orang yang ia panggil tidak merespon sama sekali.
Nara terkejut dan melihat dua anak kembar telah berada didepannya, "ah.. maaf aku melamun."
Yerin menghela nafas, "haaah.. aku tahu kau khawatir dengan Kira, kita pun sama. Tapi setidaknya kau harus tetap fokus dengan sekitarmu."
"Maaf." raut wajah Nara terlihat sedih.
Yera menepuk pundak adik kembarnya, "sudahlah, sekarang ayo kita cari Kira. Cepat bereskan semua barangmu Nara."Nara mengangguk lalu memasukkan semua buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas, kemudian mereka bertiga pun pergi mencari Kira.
Sembari berjalan keluar sekolah, mereka berdiskusi kemana akan mencari Kira.
"Jadi kita mau mencari kemana?"
Nara berpikir, "lebih baik kita mulai dari gedung yang tidak terpakai itu."
"baiklah kalau begitu. Kita kesana sekarang, hari sudah mulai senja." Setuju Yera dan mulai mempercepat langkahnya membuat kedua orang dibelakangnya ikut mempercepat langkah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's a Psycopath
Mystery / ThrillerSeorang gadis berjalan pelan dengan kepala tertunduk, setiap malam bajunya selalu berlumuran cairan merah kental berbau amis. Senyum menyeramkan menghiasi wajahnya, sebuah seringai sadis namun terlihat senang. Siapakah gadis itu? XiaoMei present~