"Binta! Awas!" Bintang menarikku.
"Lo kalo nyebrang tuh hati-hati. Jangan mentang-mentang lo lagi marah sama gue terus seenaknya kayak gini!" Omelnya.
"Peduli apa lo soal gue? Sok peduli." Aku menghentakkan kakiku dan pergi meninggalkannya.
Aku sebal dengan sikap Bintang akhir-akhir ini, dia menyebalkan. Dia selalu membeda-bedakanku dengan gadis yang dia suka. Dia pikir dia siapa? Mamaku aja nggak pernah membedakanku dengan anak orang lain. Sakit.
Flashback on.
Aku sedang duduk di salah satu bangku kantin bersama Bintang. Seperti biasa, kami menertawakan hal yang memang nggak ada lucunya sama sekali. Tiba-tiba Lady --gadis yang disukai Bintang-- masuk ke dalam kantin. Layaknya cewek-cewek di ftv, rambutnya berkibar-kibar tertiup angin, semua tatapan tertuju padanya. Bintang-pun langsung mengalihkan pandangannya dariku dan dengan fokus ia memperhatikan Lady.
Hal yang paling kubenci adalah saat Bintang berhenti memandangku. Seperti saat ini. Aku langsung beranjak pergi meninggalkan Bintang.
"Eh- Binta mau kemana?" Tanya Bintang.
"Kepo lo, Nta." Teriakku.
Nama kami memang sama, bedanya, panggilanku Binta dan panggilan dia Ntang, ya kalau aku sih manggilnya Onta karena dia memiliki leher yang sedikit panjang seperti Unta. Suatu kebetulan yang sangat jarang bukan? Apalagi aku bersahabat dengannya.
Bintang berlari dan menyejajarkan langkahnya dengan langkahku. Aneh, bukannya disana ada Lady? Mengapa dia mengikutiku?
Aku menghentikan langkahku, melipat tanganku di depan dada dan menatap matanya tajam. "Buat apa lo ngejar gue? Disana ada Lady." Jariku dengan sendirinya menunjuk kantin.
"Binta, lo tuh harusnya kayak Lady dong, manis, kalem. Jangan kayak gini, apalagi lo sering marah-marah gak jelas, aneh. Dulu itu lo manis banget loh, serius." Bintang tersenyum lebar.
Aku menghembuskan nafas lelah dan tersenyum paksa. "Nta, lo kan udah kenal gue selama hampir 15 tahun, okey? Li-ma-be-las-ta-hun, Nta!" Aku memberi penekanan pada tiga kata itu.
"Jadi lo pasti tau gue kayak gimana. Dan kalau Nta suka sama Lady, gak usah beda-bedain Binta dan Lady, oke? Bhay Nta." Sambungku. Aku pergi meninggalkan Bintang, lagi.
"Bintang!" Panggilnya.
Aku tetap berjalan menjauhi Bintang. Apa semua laki-laki itu memang menyebalkan?
Flashback off.