Mata ini berat, sangat berat untuk kubuka.
Silau, itulah yang pertama kali kurasakan.
Putih, sangat terang yang menjadi warna pertama yang kulihat.
Mencoba membiasakan lambat laun cahaya tersebut memudar,menjadi buram.
Lalu sedikit demi sedikit mulai terlihat jelas.
Disekitarku hanya ada alat-alat medis,bau obat-obatan yang menyengat.
Dan selang infus yang menemani keseharianku.Tak kudapati siapapun ada disini.
ntahlah dimana mereka, tetapi tak lama kemudian ada seorang wanita cantik masuk keruang rawatku.
Ya, aku mengenalinya.
Ia dokter Andrea, melihatku yang sudah sepenuhnya sadar tak membuatnya terkejut, malahan sebuah senyuman tersungging dibibir penuh warna pinknya itu."Hai nona, apakah anda baik-baik saja?" Sapanya lembut
"Ah, iya dokter. Seperti yang anda lihat".
"Ya, anda sangat terlihat baik sekali, tidak seperti 3 bulan terakhir. Meski anda tidak sadarkan diri sebagai dokter saya tau kondisi pasien saya dialam bawah sadarnya. Taukah anda nona? Disetiap malam dahi anda selalu berkerut ntah apa yang anda rasakan. Tetapi melihat anda membuat hati saya pilu." Ungkapnya tulus
"Saya kira anda akan hilang ingatan, mengingat benturan dikepala anda sangatlah keras. Dan maaf saya kira anda tidak ingin memperjuangkan hidup anda lagi, tapi ternyata saya salah. Anda lebih bijak" tambahnya dengan senyuman sangat tulus bisa terlihat dari matanya yang melembut.
"Ah ya dokter, semua tetap harus saya jalani. Masih banyak yang membutuhkan saya. Saya tidak ingin menjadi pecundang"ungkapku datar
Lalu tersenyum kepada dokter Andrea.
Kurasa dokter Andrea dapat membantuku."Dokter, bisa saya minta tolong?"
"Ah ya nona, tentu."
"Bisakah dokter, menyatakan bahwa saya amnesia?"ucapku
"Ah maksudnya hanya kejadian setahun ini yang saya lupakan, selebihnya saya ingat"ucapku mengiba.
"Sudah kuduga ada sesuatu padamu nona, tenanglah aku bisa. Tapi apa alasannya? Apa anda sudah yakin?"
"Yakin, kau tau dokter pada saat kecelakaan itu semua itu akibat aku melihat suamiku berselingkuh dengan mantan kekasihnya yang sudah membuat ia hancur dimasa lalunya."ucapku terisak
"Ak..u" ucapanku terpotong oleh ucapan dokter Andrea
"Sudah, nona saya mengerti tidak usah dilanjutkan kembali. Sungguh mulia hati anda mau memberi kesempatan padanya. Saya akan membuat seluruh keluarga anda yakin kalau anda amnesia"
"Terimakasih dok terima kasih!"
"Yasudah, anda istirahatlah ini masih dini hari. Saya akan ke ruangan lainnya! Sampai jumpa!"
Dokter Andrea tersenyum dan aku membalas senyumnya.
Ia adalah wanita cantik nan anggu serta sangat baik.
Bahkan ia tahu isi hati seseorang, sungguh seorang wanita yang sangat peka.******
Keesokan harinya Seluruh anggota keluargaku berkumpul untuk melihat kondisiku yang saat ini telah sadar dari koma.
Tampak mereka dengan wajah sumringah datang satu per satu menyapa dan memeluk erat diriku.
Banyak terdapat perubahan pada diri mereka, termasuk ibuku. Tubuh wanita yang telah melahirkan dan merawatku itu tampak lebih ringkih, dan sedikit lingkaran hitam dimatanya. Begitu juga ayah, keadaannya tak jauh berbeda dengan ibu.
Yaallah betapa sedihnya orangtuaku, aku segera memeluk ibu dan ayah yang ada disampingku.
Tiba-tiba Aufar merengek ingin dipeluk mamanya juga.
Menjalankan rencana aku pura-pura tak mengerti akan tingkahnya. Maafkan mama nak ini demi kamu juga, ungkapku penuh penyasalan dalam hati."Bu , dia kenapa anak siapa? Kok mirip mas Adi yah?"ucapku sok tidak tahu
"Yaallah nak, dia kan putramu"ucap ibu
"Benarkah? Ah maafkan mama nak, sini bu biar Halwa gendong. Namanya siapa bu?"tanyaku, meski sebenarnya aku tahu jelas siapa nama putraku dan apa hal yang ia sukai dan tak ia sukai.
"Aufar Reinaldi Adipati Putra, semoga ingatanmu lekas pulih. Lagian apasih penyebab kamu kecelakaan? Kok sampai saat ini tidak ada 1 orangpun yang tahu penyebabnya"ucap ibu panjang lebar
"Ntahlah bu, aku juga tidak ingat apa-apa"
Tak lama kemudian, datanglah keluarga besar mas Adi.
Hal pertama yang kulihat adalah perubahan dari dirinya.
Cambang halus tubuh disekitar rahang kokohnya, entahlah sudah berapa lama ia tak bercukur. Tampak mata merah, dan tubuhnya tak jauh beda dengan kedua orangtuaku sama-sama terlihat sedikit ringkih. Kira-kira apa yang menjadi penyebab ia kacau seperti ini huh?Ngomong-ngomong soal mas Adi, aku jadi teringat akan sosok sang masalalu. Masa bodo dengan dia, aku tak sudi melihat kembali wajahnya!
Ntah apa yang dipikirkan wanita itu, rencana apa yang ia buat. Aku tak tahu, yang terpenting saat ini aku ingin memperbaiki semuanya. Mencoba menganggap semua tidak pernah terjadi apa-apa , dan semoga takkan pernah terulang lagi masa yang menyayat hati itu.Mas Adi menghampiriku , memelukku erat dan menangis tersedu.
Tangis pilunya membuatku terenyuh, sorot matanya menyiratkan penyesalan."Maafkan aku ma, jangan pernah tinggalkan aku lagi. Lihatlah putra kita, ia sangat menyayangimu"ucapnya mengiba.
"Iya pa, aku ingin segera keluar dari sini. Aku ingin kembali merasakan hangatnya keluarga kecil kita yang kini terlupakan olehku"
"Ya, kuharap kamu segera sembuh ma. Aku merindukanmu, tetaplah seperti dulu. Maafkan semua kesalahanku, maafkan" ia terus meracau kata maaf untukku.
"Apa yang salah? Dan apa yang harus kumaafkan pa? Seharusnya aku yang minta maaf karena telah meninggalkan kalian selama 4 bulan ini, lihatlah apa ini? berapa lama kau tak mencukur ini huh? Dan lihat tubuh ringkihmu ini pa, mata merah. Kau terlihat sangat kacau"ucapku menunjuk setiap perubahan pada dirinya
Ia terkekeh.
"Ini semua karenamu ma, aku takut kau pergi, dan takkan kembali" ucapnya kembali menyiratkan kesedihan"Sudahlah pa, cepat sana kamu cukur itu cambang. Kamu makan banyak-banyak, dan kamu tidur biar gak kayak mayat hidup gitu"ledekku
"ih nyebelin sih ya nih istri! Awas ya"
****
-AUTHOR POV-
Kesempatan kedua yang diberi oleh Halwa kepada Adipati akankah Adipati gunakan dengan baik?
Akankah ia tak mengulang kembali kisah pahit menyayat hati itu.Jauh dilubuk hati Halwa yang paling dalam, perih itu masih menyeruak didalam dadanya. Sekuat apapun ia melupakan kisah itu, sekuat itu pula masa lalu tersebut kembali memasuki ruang kosong tuk tetap menebarkan rasa sakit didalam hati.
Namun demi sang buah hati, ia tetap tegar. Bersikap layaknya orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Mencoba meyakinkan seluruh orang yang ia sayangi bahwa ia baik-baik saja, bahwa ia lupa segalanya , lupa akan kejadian sebelum ia kecelakaan.
Kemudian bagaimana dengan sang masalalu? Menyerahkan ia? Mundurkah ia setelah tau Adipati lebih memilih sang istri dan memperbaiki semuanya?
Jawabannya tidak, wanita licik bak rubah betina itu tetap menjalankan serangkaian rencananya. Ntah apa yang ada dalam otak liciknya itu, yang jelas rumah tangga Halwa dan Adipati dalam masalah yang amat rumit.Penolakan, membuat sang masalalu makin sakit hati bagaimana tidak? Seharusnya ia senang Halwa akan tersingkirkan dalam kehidupannya malah menjadi benalu tersendiri dalam rencananya. Adipati justru menolak bahkan menyudahi semuanya.
Namun jangan sebut ia rubah betina, jika ia tak tau cara licik lainnya.
ia dengan sejuta cara menuju ambisinya.****
Yeaa... akhirnya bab 10 kelar ciyeeee...
Tapi authornya nulis ini dalam keadaah sakit hloo, btw;(doain ya moga lekas sembuh! Sumpah gaenak bgt!
Tbc
Capter selanjutnya pov adi, pada maukan????
Regardss
CiciFollow ig: queen_zyzy27

KAMU SEDANG MEMBACA
Aufar Moms And Betrayal
SonstigesSemua nampak indah Semua berjalan sesuai skenario tuhan... Belum ada badai, masih diliputi oleh pelangi nan elok.. Sampai badai itu menerjang, semua menjadi berbeda... berbeda..... Kau bukanlah kau.. Lalu? Apa artinya?? skenario tuhan telah menunjuk...