Bab 11 -Sesal-

12.4K 475 14
                                    

Adipati POV

Setelah kejadian itu, ada sesal dihati.
Ada amarah untuk diri ini yang tak sanggup menahan ego.
Ada bimbang dalam hati tuk meninggalkan ia sang masa lalu.
Namun ada juga rasa empati untuk dia dan putra tercintaku.

Aku kalut saat itu ketika mengetahui Halwa kecelakaan dan koma.
Ini semua salahku! Aku yang patut dipersalahkan!.
Semua bermula pada 1 bulan sebelum Halwa mengetahui kalau aku ada affair dengan Nessa.

-flash back-

1 bulan yang lalu..

Hujan turun sangat deras saat aku tengah ada dalam perjalanan menuju rumah.
Merasa sangat kedinginan, aku mampir disebuah coffe shop bermaksud untuk menghangatkan badan.
Tanpa sengaja ada seseorang menumpahkan hot chocolatenya di kemejaku, refleks aku mengibas-ngibaskan tangan dan melihat siapa pelakunya. Mataku langsung membelalak saat melihat siapa orangnya, dia,  dia Nessa.

SANG MASA LALU...

"Ma..maaf ya ad, kamu gak papa kan?" Membersihkan noda dengan tissue tepat didadaku, dimana hot chocolate itu tumpah.

"Ah sudah, gak papa nes. Kamu ngapain kesini?"tanyaku penasaran

"Lagi kesepian aja dirumah ad, kamu apa kabar??"

"Baik kok, kamu sendiri?"

"Gak tau deh,aku lagi berantem sama Arkan"

"Lo kok bisa sih? Cerita aja sama aku nes!"

"Gak tau ad! Udah seminggu ini dia gak perhatian sama aku, aku juga lagi sakit-sakitan sekarang tapi dianya gak peduli"ucapnya dengan nada sedih

"Loh kok keluar rumah? Ntar kalo ada apa-apa gimana ness?"

"Gak tau ad, ini juga kepalaku pusing banget......" sambil memegang kepalanya.

"Yaudah aku anterin kerumah kamu ya? Dimana alamatnya?"

"Aku tinggal diapartemenku sendiri sekarang"

"Yaudah ayo kita jalan! Ntar kamu tunjukin aja jalannya yah?"

"Iya ad"

Sesampainya diapartemen entah mengapa tubuh Nessa jatuh begitu saja kepelukanku! Untung dia sudah memencet passwordnya!
Aku menggendong Nessa menuju kamarnya, beberapa jam kemudian dia terbangun dan menatap sayu kearahku.

"Nes? Kamu gak papakan? Aku panggilin dokter ya?"

"Gak usah ad! Kamu jangan pergi!"pintanya

"Tapi gimana ntar istriku nyariin aku ness!"

"Kamu tega sama aku ad?, Aku,  aku jujur aku masih ada rasa cinta buat kamu ad..! Jangan tinggalin aku! Aku tau Halwa hanyalah pelampiasan karena kamu putus dari aku!" Dia kemudian mencium bibirku mencari kelemahanku tanpa sadar aku membalas setiap ciumannya.

Hubungan kami berlangsung saat itu.. ntah mengapa kebohongan demi kebohongan terucap tanpa henti dari bibirku kepada Halwa.
Sampai saat Halwa mengetahui itu semua ketika aku tengah bermesraan diruanganku.

Halwa berlari, tanpa mau mendengarkan 1 katapun dari bibirku.
Dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri ia terpelanting, berlumurkan darahnya sendiri.

Kecelakaan itu membuatku merasakan penyesalan, apalagi saat mengetahui bahwa ia koma.
Nessa selalu mendatangiku disetiap aku meratapi penyesalanku.
Tapi ini semua karenanya, aku selalu menolak kehadirannya. Sekalipun ia menggodaku.

Aku, aku aku kalut.
Pergi pagi, pulang larut malam, melampiaskan setiap penyesalanku dengan bekerja, bekerja, dan bekerja.
Berharap bisa melupakan semua yang telah terjadi.

Pulang hanya semakin membuatku terpuruk! Tak tega akan tangisan Aufar yang merindukan mamanya.

Papa macam apa aku ini?
Belum genap setahun menikah sudah hampir membuat putraku tidak memiliki ibu.

Tidak ada yang mengetahui penyebab Halwa lalai dalam menyeberang sampai-sampai tertabrak.
Pegawai kantorku tanpa disuruh seolah takut akan kupecat, bungkam semua.
Ntah apa yang akan papa lakukan kalau sampai mengetahui bahwa aku ada affair dengan Nessa, dimata papa Nessa hanyalah wanita pengincar harta.

-flash back end-

4 bulan sudah Halwa koma, ntah mungkin ia tak mau memaafkanku sampai-sampai ia tak mau terjaga dari tidur panjangnya itu.

Aku semakin kalut dibuatnya, lihat saja tubuhku yang semakin ringkih ini?
Ditambah Aufar yang kurasa sangat resah tanpa kehadiran mamanya.

Ayah macam apa aku ini?
Suami macam apa aku ini?
Kini hanya sesal yang kurasa.
Hanya dapat meratapi segalanya yang terjadi, Halwa maafkan aku..

Sampai papa memberiku kabar bahwa Halwa sadar, kelegaan menyeruak didalam dada.
Senyum tersungging, dan kesempatan tuk mengembalikan semuanya seperti dulu masih ada.
Tapi senyumku luruh teringat akan kesalahanku, terbesit tanya dalam hati apakah Halwa mau memaafkan diri ini? Yaallah.. begitu banyak kesalahan hamba padanya, pada Aufar.

Segera aku pergi dari kantor ke rumah sakit tempat Halwa dirawat, meninggalkan lamunanku yang tiada usai kalau saja papa tidak menegurku tadi.
Sesampainya dirumah sakit hati berdebar rasanya ada rasa ragu,takut,cemas,gundah semua jadi satu.
Ntahlah, kuberanikan diri untuk masuk.
1 yang kurasakan saat memasuki ruangan itu ANEH.
Halwa tersenyum kearahku, sangat manis.
Ada apa?
bukannya seharusnya tatapan sengit yang ia tunjukkan padaku?
Lalu dokter Andrea menjelaskan semuanya padaku.
Aku mengerti, mengikuti jalannya cerita saat ini. Dalam hati aku berterima kasih pada Allah, aku telah diberiNya kesempatan untuk memperbaiki hubungan rumah tanggaku dengan Halwa. Meski dengan cara hilangnya ingatan Halwa, sampai-sampai ia lupa telah bersuami dan mempunyai buah hati.

Ini adalah awal...
aku berjanji tak kan kecewakannya lagi...
ia tulus mencintaiku..
Takkan kubiarkan ketulusannya ku sia-siakan kembali..

Aufar Moms And BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang