Capter 1

85 2 0
                                    

Karenina Andjani, orang memanggilku Nina. Tapi guru-guru tetap Karenina. Sekarang duduk dikelas 1 SMA. SMA Meridian. SMA biasa kok.

Suka banget sama warna hijau tosca. Maniak banget sama oreo. Makanan wajib, cemilan wajib, barang wajib bawa; oreo.

Bantet. Padahal kulit putih, pipi chubby merah, bibir merah tipis, alis panjang sedikit tebal, hidung mancung.

Tapi aku mensyukuri apa yang Tuhan beri.

Baru masuk SMA. Bukan SMA yang aku mau. Gara-gara nem kecil, jadi pisah sama pacar.

Punya pacar namanya Billy. Pacaran udah 1 tahun 8 bulan. Putus nyambung 4x sih. Sekarang masuk SMA Harapan, SMA favorit dan yang kuincar. Aku terlalu meremehkan UN mungkin. Oke, aku menyesal.

Billy Sadirbu. Cowok bandel yang cerdas. Tidak pernah belajar, tetapi saat SMP selalu berada dikelas unggulan. Ia mempunyai sahabat bernama Didi Putra Satryo, alias cinta pertamaku saat diSMP(abaikan).

Awal aku jadian dengannya adalah, saat kelas 8 SMP, aku disuruh jadian dengan Billy oleh temanku, Agung. Kebetulan setiap istirahat aku kekelas Saskia, sahabatku yang sekelas dengan Billy. Malam sabtu, Agung menanyakan statusku sampai terjadi percakapan kurang lebih seperti ini:

Agung: Na, gmn status lo?

Karenina: single.

Agung: lo ama Billy aja.

Karenina: gamau. gakenal.

Agung: ah! ci liong gamau mulu.

Dan kemudian saat hari senin aku kekelas Saskia, Agung meminta tolong anak-anak yang lain untuk menarikku kedalam kelas Saskia karena ada Billy. Padahal aku hanya tahu nama, wajah, dan kelasnya Billy saja. Mengobrolpun tak pernah. Tak kenal tapi hanya sekedar tahu.

Didalam kelas, Agung dan yang lain memaksa Billy agar menembakku. Awalnya Billy tidak mau tapi dilakukan juga. Akupun dipaksa untuk menerimanya yang aku jawab 'iya' pada akhirnya. Ini hanya bercandaan.

Saat dirumah, aku meminta nomor Billy pada Saskia, lalu aku coba untuk SMS.

Nina: Bil?

Billy: iya ni siapa?

Nina: Nina. hehe

Billy: oh. knp?

Nina: yang tadi serius?

Billy: hmm.. maunya? :)

Nina: dih? trsrh-_-

Billy: yaudh serius aja :)

Dan akhirnya akupun jadian sampai sekarang. Sungguh diluar dugaan karena sebenarnya Billy juga merasa itu hanya sebuah candaan anak-anak.

Billy itu sangat protektif. Aku tidak boleh dandan, tidak boleh memakai lipbalm, tidak boleh memakai baju kendor/ketat, tidak boleh pake rok span/amanda(yang pinggangnya kecil tapi bawahnya rempel biasa), tidak boleh memasukan baju kalau pergi-pergi, tidak boleh pakai softlens(padahal aku min), tidak boleh memakai tas kecil kalau sekolah/les, tidak suka aku ribet saat menjepit rambut, dan yang paling parah adalah tidak boleh berteman dengan cowok kecuali kalau lagi ada yang penting. Hal terakhir tersebut yang selalu kulanggar karena menurutku itu adalah hakku. Akibatnya aku selalu berantem.

Ia dewasa, bijak, dan pintar. Sampai kalau aku berantem, selalu aku yang mengalah dan meminta maaf hanya karena kalah debat.

Oke, sepertinya ini sudah kepanjangan. Lanjut kecerita aja ya.

Sekarang tanggal 14 Juli. Hari pertama aku MOS. Aku memilih jurusan IPA padahal aku tau, aku paling tidak bisa dibidang eksak. Bingung? Sama aku juga. Orangtuaku juga lulusan IPS dan SMEA(sekarang SMK akutansi).

Artha sudah duduk dengan Riri. Keduanya teman SMPku walaupun tidak dekat. Untungnya ada Fatika. Walaupun beda SMP, tapi aku dan dirinya hanya sekedar kenal. Ya setidaknya aku ada teman sebangku.

Aku duduk dibaris ketiga dari pintu, urutan ketiga dari depan. Kakak yang ngemospun masuk memulai perkenalan. Tapi itu tak lama karena kemudian dijadwalkan guru yang mengisi materi dikelas. Aku sangat mengantuk dan membosankan.

Saat bell jam istirahat aku sangat-sangat bahagia. Aku pergi kedepan kelas dan melihat teman-teman seangkatankupun yang dikepang bagian kanan 6, bagian kiri 3 karena aku termasuk angkatan ke-63.

Angin sepoy-sepoy menghempaskan kepangan rambutku kebelakang. Aku memandangi lapangan dari atas lantai 3 depan kelasku.

Mulai hari ini masa putih abu-abuku sudah dimulai.

Black White OreoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang