Setelah libur lebaran usai dan sekolah sudah masuk lagi seperti biasa, aku tetap menjalani hari-hariku disekolah ini tanpa niat sedikitpun. Harapanku masih seutuhnya ada di SMA Harapan, bukan Meridian. Sama halnya dengan Fatika. Ia juga mendambakan Harapan karena teman-teman basketnya kebanyakan disana.
"Pokoknya gue harus sabar! Semester 2 gue ke Harapan!" selalu kalimat ini yang keluar dari mulut Fatika. Walaupun aku menginginkan Harapan, aku tidak pernah ada niatan untuk pindah. Tetap saja rasanya beda jadi anak pindahan. Aku malas beradaptasi dan mengurusi data ini-itu.
"Ucing, mau nitip gak? Gue mau kekantin nih!" Fatika memang memanggilku kucing. Saat itu aku ketiduran dikelas dan ia melihat wajahku saat tidur yang dibilang mirip kucing. Jadilah aku dipanggil Ucing olehnya.
Sampai sejauh inipun aku belum pernah kekantin SMA Meridian sampai Fatika hafal titipanku. Aku selalu nitip oreo dan minuman good day rasa white frape atau carabian nut.
Aku duduk sendiri sambil sibuk dengan handphoneku. Bingung juga nanti pulang sama siapa. Ah! Tebengan banyak kok!
Tiba-tiba beberapa kakak-kakak OSIS masuk. Aneh.
"Adik-adik, karena sebentar lagi akan diadakan LDKS, maka nanti saat pulang sekolah akan diadakan pendataan siswa/i yang akan mengikuti LDKS. Pesan kepala sekolah dan karena kurikulum, LDKS diwajibin buat angkatan kalian ikut semua."
Beberapa anak yang berada dikelasku jadi krasak-krusuk sendiri membicarakan soal LDKS. Kakaknya juga bilang kalau dari LDKS akan dipilih calon anggota OSPK yang baru.
"Hmm, niat gak ya masuk OSIS? Dulu perasaan SMP pengen banget, kok sekarang jadi gak terlalu pengen ya?" aku berfikir sendiri.
"Hari sabtu kita ada pra-LDKS disekolah jam setengah 7. Pake baju putih abu-abu. Bawa bekel sama alat tulis. Nanti bakal dikasih materi, buku tentang kepemimpinan dan dikasih tau barang-barang buat LDKS. Wajib dateng ya! Oh, iya! Bakal dibagiin kelompok buat LDKSnya juga!"
Apa itu pra-LDKS? Ada-ada saja. Sabtu? Mengganggu libur saja. Malas jadinya.
Fatika yang baru datang dan berpas-pasan dengan kakak OSISnya yang berjalan keluar kelas, langsung mengernyitkan dahi bingung.
"Cing, ada apaan kakak-kakak OSIS masuk?"
"LDKS, Fat. Lo ikut gak?"
"Gue mana pernah ikut gitu-gituan sih, Na. Males banget! Lo ikut emang?"
"Kalo rame ya, ikut."
Fatika langsung memberi titipan dan kembalianku.
******
16 Agustus
Sekarang sedang diadakan pra-LDKS. Semua angkatanku dibariskan dilapangan untuk dibagikan kelompok.
Kakaknya tadi bilang bahwa akan dibagikan 14 kelompok, dalam satu kelompok terdiri antara 13-15 orang. Dan sampai kelompok 12pun, namaku belum disebut juga. Jadi khawatir.
Saat kelompok 13 telah selesai disebutkan, ternyata ada namaku. Yang kukenal hanya Liza, Farda, dan Bagas. Liza memang teman sekelasku dulu saat kelas 9 SMP dan sekelas lagi dikelas X. Kalau Farda, dia memang cowok pendiam dikelas dan aku tidak pernah ngobrol dengannya. Kalau Bagas, ia satu SMP dengan Fatika makanya aku hanya sekedar tahu orang, nama, dan kelas.
Setelah dikumpulkan didalam satu kelas dengan posisi perkelompok, maka diberi waktu untuk perkenalan dan memilih ketua dan wakil.
"Ketuanya lo aja, Gas. Cowoknya gak ada yang mau. Hehehe.." aku sok kenal dengan Bagas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black White Oreo
Teen FictionKarenina Andjani, adalah gadis gendut yang tidak terlalu tinggi karena sangat suka makan oreo. Gadis berwajah cantik oriental ini ketahuan suka dengan Arsyah, seniornya yang menjadi wanna be. Seiring berjalannya waktu, banyak yang harus dikorbankan...