Capter 6

31 2 0
                                        

Hari rabu, tepat seminggu setelah wawancara, hari ini akan diadakan rapat untuk ditetapkannya anggota OSIS yang baru. Hari ulang tahunku yang ke-15 juga.

Mama sampai cuti untuk masak karena hari ini makan-makan. Dengan tidak sabarnya saat pulang sekolah, rasanya ingin cepat-cepat sampai rumah. Tetapi....

"Buat yang namanya disebutin keruang osis yaaa.." dan namaku disebutkan oleh kakak osis kelas XI yang masuk kekelasku saat setelah bell pulang sekolah. Ah! Bukan kabar baik. Akhirnya aku mengabarkan Billy.

Nina: bil,aku disuru ngumpul osis ni. tp gatau lama apa cpt.

Billy: yaudah kabarin aja kalo udah plg.

Nina: okeyyy bil

Ngomong-ngomong, baru-baru ini Billy dibelikan motor. Ya, walaupun bukan motor baru, setidaknya Billy punya motor. Ayahnya yang sampai rela nyari orang yang jual motor yang murah. Kata Ayahnya, kasihan Billy kendaraannya jadi susah kalau kesekolah kalau gak ada motor. Aku ikut senang dan bersyukur.

Sesampainya diruang osis, aku melihat ada 39 orang lainnya angkatanku yang berada disini. Ternyata banyak juga ya angkatanku yang terpilih jadi anggota osis baru.

"Selamat datang ya, dek. Selamat berorganisasi diosis. Oh, iya! Kalian udah kenal semua belum?" kak Andi membuka pertemuan kali ini yang menurutku sangat tidak penting.

Aku duduk disamping Della dan Fani, teman sekelasku. Aku melepas kacamataku dan meletakannya diatas meja karena melorot terus. Ruang osis sangat gerah dan pengap karena ACnya rusak.

"Kalian sebutin nama panjang, nama panggilan, kelas, dan hobby satu-satu dan nanti, yang kakak tunjuk harus bisa jawab temennya yang kakak tunjuk juga. Jadi kalian harus merhatiin dan inget. Yang gak bisa dapet hukuman ya. Ngerti kan?"

Ternyata mau dimulai games. Separah itukah aku bengong sampai tidak mendengarkan?

Aku duduk hampir dipojokkan dan giliranku masih lama. Saat teman-teman seangkatanku memperkenalkan dirinya, aku berusaha mengingat dan berkonsentrasi. Tapi, pikiranku terus-terusan ingin cepat pulang.

Della menyenggolku, "Na, lo sadar gak sih daritadi kak Andi ngelirik ke elo mulu? Lo diliatin dia terus tuh!"

Selanjutnya, aku melirik kearah kak Andi tetapi terlalu buram karena aku tidak memakai kacamata.

"Ah! Perasaan lo aja kali, Del." aku nampak acuh.

Saat giliranku sekarang yang meperkenalkan diri, "Nama saya Karenina Andjani, biasa dipanggil Nina, dari kelas X IPA 3, hobby baca novel. Terimakasih." aku mengucapkan itu dengan satu tarikan nafas. Aku sangat gerogi.

"Kak Andi ngeliatin lo gitu banget tau, Na,  pas lo ngenalin diri." Fani berbisik kepadaku.

"Hush! Udah ah! Apasih kalian?" aku hanya memanyunkan bibir, padahal sudah kupastikan wajahku sedikit memerah karena malu.

Aku jadi tidak konsen mendengarkan sisa teman-temanku yang memperkenalkan dirinya karena, aku juga sebenarnya merasa diperhatikan dan itu membuatku sedikit tidak nyaman.

Kemduian, aku bengong dan tiba-tiba senggolan tangan Fani membuyarkan lamunanku. Ternyata gamesnya sudah dimulai. Aku deg-degan takut ditunjuk.

Black White OreoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang