...4...

284 18 0
                                    

ALEX'S POV

Setelah berkemas dan membawa barang-barangku aku berpamitan dengan semua penghuni St.Valeria. Semua memelukku dan tak mau aku meninggalkan mereka. Tapi keputusanku sudah bulat.

"Jaga kesehatanmu Alex. Sering-seringlah berkunjung kemari" ujar suster kepala, suster Bernadeth.

"Jangan sampai salah bergaul, Alex" ujar suster Maya.

"Tuhan memberkatimu Alex" dan suster yang terakhir, suster Silvi.

Aku melambaikan tangan dan berjalan menuju pemberhentian bus terdekat, segera menuju 7eleven. Masih kurang setengah jam menuju jam yang sudah dijanjikan kemarin.

Kulihat diriku dipantulan kaca di toko. Entah harus tersenyum atau gimana. Aku bisa hidup mandiri, dan menjadi sukses!!

.

.

Tak lama Jeremy pun datang dengan mobilnya. Memanggilku untuk masuk di mobilnya.

"Aku tak jadi sampai besok menginap dikota ini. Ibuku ternyata ingin lebih lama. Jadi aku akan kembali ke kota xxx lebih dulu. Bagaimana apa kau sudah siap?"

"Siap kapanpun Jer" aku tersenyum. Perjalanan memakan waktu hampir 4 jam. Tepat pukul 2.45 kami sampai di apartemen Jeremy.

"Ka-kamu tinggal disini?" Apartemennya lumayan besar untuk ditinggali seorang diri.

"Hu-uh." Jawabnya singkat. Aku mengikutinya menuju dapur.

"Lalu kenapa kau bisa sekolah di kota yyy? Sementara disini fasilitasmu lengkap?"

"Oh itu karena nenekku sendirian. Jadi aku harus menemaninya. Saat ini saudaraku yang lain yang tinggal disana."

Jeremy mengambil minum dalam kulkas dan memberikannya padaku.

"Minumlah. Pasti kau haus kan, Alex? Oh iya ini kamarmu. Aku sudah membersihkannya, kalau masih kurang bersih. Kau bisa membersihkannya lagi. Oh iya soal pekerjaan yang kutawarkan kemarin. Kau mau memulainya kapan?"

"Lebih cepat lebih baik, kurasa..."

"Okelah akan kuantar kau besok setelah aku pulang kuliah. Mungkin sekitar jam 11."

Aku hanya mengangguk setuju.

"Mungkin lebih enak kalau aku bekerja juga ya.. hmm.. mungkin part time." Jeremy memasang wajah berpikir.

"Apa tak mengganggu jadwal kuliah mu?"

"Kurasa tidak. Kau tau kan? Aku tak sebodoh itu sampai jadwal parttime yang mengganggu kuliahku"

"Ohh" memang benar, Jeremy termasuk anak yang pintar waktu di kelasku dulu. Aku selalu memintanya untuk mengajariku apabila aku tak mengerti beberapa materi.

"Aku mau mandi dulu, Alex. Kalau mau kamu bisa membereskan barang bawaanmu yang sangat sedikit itu." Jeremy melepas kaosnya dan melempar sembarangan.

"Uhh. Aku kan hanya sementara di apartemenmu, jadi aku tak membawa semuanya"

"Kan sudah kubilang kamu bisa tinggal selama mungkin disini. Lagipula aku hanya sendirian, Alex!!" Teriak Jeremy dari kamar mandi.

Aku masuk menuju kamar yang dimaksud. Lebih luas daripada kamar di St. Valeria. Meski isinya tak jauh berbeda, hanya kasur, lemari pakaian yang besar,dan meja belajar.

Aku memasukan baju-bajuku kedalam lemari dan tak lama Jeremy memanggilku apabila ingin mandi.

Akhirnya aku memutuskan untuk mandi juga, setelah itu aku menyiapkan makan malam. Jeremy bilang ia sangat ingin masakan buatanku, ia pernah mencoba masakanku dan sangat enak sih katanya. Membuatku malu saja.

"Seperti biasanya masakanmu tetap enak, Alex. Aku sudah lama tak merasakan makanan enak seperti ini"

"Kau terlalu berlebihan, Jeremy" selama ini tak ada yang memuji masakanku seperti itu.

"Bagaimana kalau aku yang membeli bahan dan kau yang memasak? Kurasa itu cukup adil bukan?"

Mungkin tak apa, sebagai balas jasa karena aku tinggal gratis disini.

"Baiklah kalau begitu"


bersambung...

vote, komentar, dan masukan apapun sangat di terima ^^v
Juga mau ngucapin selamat taun baru untuk readers :))

Him And Mine (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang