...13...

316 23 8
                                    


[author]

Tok tok tok...

"Masuk"

"Bos, ini data yang kau inginkan, aku tak menyangka bahwa pria bodoh itu masih hidup. Ia bahkan sudah memiliki istri dan anak. Mungkinkah ia ingin balas dendam terhadap kematian Valen?" Ujar Emil, asisten pribadi Jose, sambil meletakkan sebuah map dimeja Jose.

Jose tampak berpikir sebentar lalu kembali menatap Emil di depannya.

"Sewaktu aku mengejar Valen, aku melihat kalau Hugo ada bersamanya didalam mobil. Ketika Valen turun dan menyerangku, tak lama mobil itu kemudian meledak, kukira tidak ada yang hidup lagi, aku tidak melihat siapapun karena aku sendiri dalam keadaan terluka"

"Lalu, apa rencanamu berikutnya?" Tanya Emil, dengan wajah berseri-seri, ia tau pasti kalimat yang keluar dari mulut Jose akan membuatnya senang.

"Tentu saja cari dan bunuh dia!!" dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Wahh kau selalu tau yang kuinginkan. Baiklah kalau begitu, perintah dilaksanakan, bos"


_Sedangkan di tempat Alex..._

"Haaahh.." suara helaan nafas pria imut ini memancing perhatian Bobby.

"Hentikan helaan nafasmu itu! Membuatku risih, bodoh!" Bobby seperti biasa selalu berbicara kasar.

"Kalau kau risih, sebaiknya segera berpindah tempat saja." Alex sedikit badmood hari ini.

"Ini tempat istirahat untuk bersama!"

"Jika kau selalu membesarkan masalah kecil atau sepele, keriput diwajahmu akan bertambah dan orang-orang tidak ada yang mau berpacaran dengan mu" kemudian Alex meninggalkan ruang istirahat setelah merapikan bekalnya kedalam loker, dengan Bobby yang bengong lalu melihat cermin di dekatnya.

"Benarkah Frank tidak mau berpacaran denganku bila aku keriput?" ujar Bobby menyentuh pipinya.

"Hey Alex, pulang nanti makan malam denganku ya? Aku yang traktir" ujar Jeremy. Mungkin dengan menyibukan diri, aku bisa melupakan kejadian tadi pagi, pikir Alex

"Baiklah"

Kejadian tadi pagi.. Alex yang terbangun melihat dirinya didalam pelukan hangat Jose. Setelah menyingkirkan lengan kekar yang memeluk Alex. Alex sadar kalau ia sudah berganti piyama tanpa menggunakan celana dalam. Apa yang harus Alex pikirkan untuk memberinya petunjuk?

Jam kerja di restoran Portofino pun selesai, Alex dan Jeremy menuju restoran keluarga berdasarkan rekomendasi Jeremy. Diikuti oleh pria berumur yang tiba-tiba datang ke meja yang diduduki oleh Alex dan Jeremy.

"Permisi"

Sontak kedua pria muda ini menoleh ke sumber suara.

"Kau temannya Jeanne kan?" Ujar pria berumur ini dengan senyum ramahnya. Pria ini memiliki bekas luka bakar pada area mata kiri nya. Ia menoleh ke arah Jeremy sedangkan Alex hanya memperhatikan sambil makan.

"Umm iya.. paman kalau tidak salah.. ayahnya Jeanne, bukan?" Jeanne adalah teman kampus Jeremy. Waktu itu, ketika Jeremy mengantar Jeanne ke mobil ayahnya, Ia hanya melihat wajah Hugo sebelah kanan saja sehingga tak mengetahui bekas luka bakar itu.

"Tak kusangka akan bertemu dengan pria idaman anakku, perkenalkan saya Hugo." sambil tetap tersenyum.

Senyum yang tidak hilang. Senyum yang menyimpan ide-ide busuk. Senyum yang penuh makna. Senyum yang menipu...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Him And Mine (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang