...11...

266 20 3
                                    

Update cepat :D
Maaf semua, part ini nggak jadi ada adegan ehem2. Next part ajah hehehe
Happy reading...

[JOSE]

Mau sampai berapa kalipun aku takkan pernah bosan dengan masakan Alex. Secepat mungkin aku akan menjadikannya istriku.

[ALEX]

Ini hari ke 3 aku memasak dirumah Jose setiap pagi, kulihat dia sibuk dengan para pria berjas dan tak jarang wanita cantik juga datang. Tapi aku tak peduli, aku hanya perlu memasak daripada kepalaku harus berlubang ditembaknya.

Siangnya aku menuju Portofino restoran untuk bekerja, baru kali ini aku melihat tamu dengan pria berjas menggunakan kacamata hitam semua, seperti tamu dari Jose biasanya. Untung aku hanya sebagai chef jadi tak perlu bertemu dengan orang seperti mereka.

"Alex.."

Jeremy masuk ke dapur, saat ini aku sudah berani melihat Jeremy, berkat kegiatan di rumah Jose, aku sudah hampir melupakan kejadian di apartemen Jeremy waktu itu.

"Ada apa Jer?"

"Kau tidak marah lagi denganku?" Jeremy hanya menunduk menunggu jawabanku. Sejak kapan aku marah dengannya? Karena aku mehghindari Jeremy?

"Aku tak pernah marah denganmu Jer" ujarku menepuk bahunya yang lebih tinggi dariku.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang nanti bagaimana?"

Bukannya nanti Jose akan menyusulku?

"Maaf Jer, aku tak bisa hari ini, mungkin besok, aku.. sedang ada perlu"

"Hmm begitu.. bagaimana kalau besok?" Jeremy menunduk lalu mengangkat kepala lagi.

"Aku tidak yakin, tapi kurasa bisa" Jeremy tersenyum dan meninggalkanku di dapur. Sambil menunggu tamu terakhir pulang akupun berbersih diri dan bersiap untuk pulang. Diluar restoran aku menunggu Jose, sebenarnya aku bisa saja pulang tapi Jose sudah tau letak apartemenku, ia bisa saja lebih marah dari ini. Aku tak mau repot.

[AUTHOR]

Tak lama setelah Alex keluar dari restoran, sebuah mobil hitam berhenti di depan Alex, tanpa Alex sadari seseorang dari belakang membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius "Tolommmhh.." Alex hanya mampu memberontak sebentar, kemudian tida sadarkan diri. Pegawai Portofino restoran belum ada yang keluar dan keadaan disana kebetulan sedang sepi.Mobilpun segera melesat kencang membawa Alex.

Sementara Jose yang baru akan menyusul Alex menunggu hingga kesal. "Kita ke apartemen bocah itu" ujar Jose.

Di apartemenpun juga hening, tidak ada tanda-tanda kehidupan. "Kemana perginya bocah itu, mau kabur ya! Lihat saja besok aku akan menemuimu di restoran"

"Kita pulang" ujar Jose sambil menggenggam tangannya kuat. "Tapi bos, bocah bernama Alex belum ada" ujar Matthew, sopir pribadi Jose.

"Biar saja, besok aku menemuinya di restoran dan menyeretnya ke rumahku"

Tepat ketika Jose memasuki mobil BMW hitam miliknya, ponselnya berdering dan hanya suara tawa yang terdengar.

"Siapa ini?"

"Khe khe khe, kau pasti sedang mencari bocah manis berkulit putih mulus ini kan?" Suara dalam ponsel itu.

"Siapa yang kau maksud?" Jose semakin jengah, ia tak terlalu suka dengan telpon iseng seperti ini.

"Kalau kau membawa barang yang kuminta besok pagi, aku akan melepaskan tawanan yang berharga ini dan kukembalikan padamu"

"Kalau kau berbicara tidak jelas lagi akan kuhancurkan kepalamu! Jelaskan bocah siapa yang kau maksud!"

Him And Mine (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang