...7...

291 23 4
                                    

Multimedia: Jeremy George

Mungkin ada yg mau usul gambar buat character yg lain 😳
Happy reading~

[JOSE'S POV]

Panggil saja namaku Jose, kalian bisa bilang kalau aku hanya seorang pembisnis yang cukup disegani di kota xxx. Semua orang yang merasa dirinya hebat pasti sudah mencoba bekerja padaku. Tapi karena permintaan seorang klien, aku harus pergi ke kota kecil ini. Mungkin karena mood ku sedang baik, aku tak menolaknya. Kalau tidak, mungkin aku akan membiarkan pegawai bodoh yang menyetujui agar aku yang bertemu klien secara langsung, mati dengan kepala berlubang.

"Tuan Jose, client kali ini, Mr. Gerald sedikit memiliki biodata, ia tak pernah melakukan perdagangan apapun tapi bisa menggelapkan 1 ton obat terlarang ini, bisa jadi ini jebakan, untuk itu agar anda berhati-hati." ujar Emil. Aku hanya diam melihat kearah luar mobil.

Sopir pribadiku, Matthew. Berhenti tepat di depan sebuah gudang. Aku memasuki gudang bersama Matthew dibelakangku, serta Emil, asisten favoritku, dan Jacob di depanku dengan senjata yang disembunyikan. Beberapa pegawaiku menjaga di luar gudang. Orang kaya sepertiku harus memiliki bodyguard sendiri, bukannya sombong. Tapi kasian uang ku kalau harus ditinggal olehku.

Aku memasuki gudang dan disana hanya ruang kosong yang luas, dan terdapat pintu. Aku menuju satu-satunya pintu disana. Tepat ketika aku memegang kenop pintu. Ledakan keras cukup membuatku terkejut.

.

Dhuaaarrrr....!!!!!

"Tuan Jose!!! Kita dijebak!" Seru Matthew. Aku segera menoleh kearah ledakan, ternyata dari gerbang pintu masuk gudang.

"Bodoh mau sampai kapan kau disana! Tinggalkan aku dan selamatkan yang lain!" Aku terjatuh karena guncangan yang mendadak.

Aku mengeluarkan pistol ku dan melihat Hugo, pria yang kupecat beberapa hari yang lalu, memeluk sebuah karung, berlari bersama Valent, salah satu pegawaiku yang bisa ku banggakan karena kemampuan analisanya, memasuki mobilnya, tembakanku meleset menembus pintu mobil. Aku segera berlari menuju mobil BMW-ku dan mengejarnya, meninggalkan asisten yang lain.

Dasar bodoh, beraninya sampah yang kupecat waktu itu mengambil barang yang sudah kubayar! Brengsek!

Hujan mulai turun dengan deras. Aku berhasil mengikuti Valent hingga memasuki daerah proyek pembangunan, berkelok-kelok, seolah Valent berusaha sembunyi dengan mobilnya.

Tinggal sedikit jarak mobilku dengan Valent, dan aku mengeluarkan pistolku, mengarahkan ke jendela pengemudi berharap akan menembus kaca itu. Tiba-tiba Valent memutar kemudinya sehingga berhadapan dengan mobilku dan menurunkan jendela dan menodongkan pistol kearahku. Mobilnya tetap mundur sedangkan mobilku maju kedepan.

Kunyalakan lampu sorotku dan membuat Valent menurunkan pistolnya karena silau langsung saja ku tembak roda sehingga mobilnya tak seimbang kemudian berhenti.

Valent keluar dari mobil diikuti olehku, kami saling menodongkan pistol.

"Tak kusangka, seorang kepercayaanku akan mengikuti sampah. Kalau kau menyerah sekarang mungkin aku akan memaafkanmu. Valent..." tawarku, yang benar saja aku memohon padanya, hanya saja kemampuan berkerjanya lumayan membuatku tertarik. Tapi kalau dia masih bersih keras mengikuti keinginan sampah yang kupecat beberapa hari lalu.

Maka tamatlah riwayatmu.

"Aku tak sudi mati ditanganmu, selama ini aku hanya berpura-pura dihadapanmu, menanti kekasihku dipecat, dan aku akan mengambil seluruhnya milikmu. Termasuk mengambil hal yang berharga milikmu..."

Him And Mine (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang