[JEREMY POV]
"Aku menyukaimu, Alex. Sayangnya ini cuma mimpi, seandainya kenyataan, aku tak tahu harus bagaimana menghadapimu saat bertemu, aku harap kamu juga mencintaiku, A.....lex"
Ini bukanlah sekali atau dua kali aku memimpikan Alex ada di pelukanku, tapi entah kenapa selama mimpi itu aku tak pernah berani menembaknya.
Karena itu kali ini aku memutuskan untuk menembak meski cuma mimpi, siapa tau jadi kenyataan.
Alex hanya terdiam, bibirnya yang merah tak mengeluarkan kata-kata apapun, bibirnya sangat menggoda, merah...
Cup...
"Mhnn..." benar-benar bibirnya sangat lembut, ya ampun kenapa tidak dari dulu saja aku menembaknya, aku tak mau Alex pergi dari mimpiku, karena itu aku mencengkram tangannya kuat.
Sebelah tanganku menyusup ke balik kaos yang dipakai Alex. Meraba perutnya dan naik menuju dadanya, saat meremas dadanya aku menemukan sesuatu yang mengganjal, kecil.
"Ahh... ummhnn... hen-hentikaan... Jer.." suara apa itu? Suara siapa? Indah sekali...
Aku mencium dan memainkan niplenya berulang-ulang sampai rasa kantuk menjalar keseluruh tubuhku, kemudian mimpi wajah Alex pun menghilang...
[PAUL POV]
Lihat saja Jeremy! Besok akan kuhabiskan uangmu! Bisa-bisanya mengajak yang lain menuju kedai bir dan ia mabuk duluan. Mau tak mau aku harus membayari dulu.
Setelah membayar, aku berpamitan pada yang lain dan tak lupa menggendong Bill di punggungku.
Rumahku dan Bill tak jauh dari kedai bir yang baru saja kami tempati, jadi aku pulang sambil berjalan kaki. Kami tinggal bersebelahan, di apartemen murah dengan satu bangunan berisi 12 rumah saja.
Aku bisa merasakan nafas hangat milik Bill di leherku. Bill memang sifatnya seperti anak kecil, kadang egois, terkadang juga manja, tapi saat manja itulah aku selalu ingin menjadi orang yang paling bisa diandalkan oleh Bill. Sering-seringlah bermanja denganku seperti ini Bill, sampai aku benar-benar tak bisa mengontrol diriku lagi.
Aku menyeringai, menanti saat itu tiba, menangislah Bill!!!
"Uhmm..."
Bill bergerak sebentar, lalu tidur lagi...
.
.
.
[MATTHEW POV]
Sebagai sopir pribadi tuan Jose, jarang sekali ia memberiku libur seperti ini. Bahkan hampir tak pernah menyentuh apartemenku sendiri, mungkin sudah berdebu. Karena tuan Jose memberiku kamar untuk di tinggali. Rumah yang hanya dipisahkan beberapa pohon menuju rumah utama. Rumah ini biasanya digunakan untuk markas dari bawahan tuan Jose.
Aku bahkan menjual apartemenku pada teman lama ku dengan harga murah. Pikirku agar segera terjual saja, kebetulan teman lama ku itu sedang membutuhkannya.
Saat libur seperti ini aku bingung harus melakukan apa, biasanya waktu senggang hanya ku gunakan di markas sambil membaca buku.
Sudah kuputuskan untuk mengunjungi teman lamaku, katanya ia sedang membuka usaha baru. Aku membenarkan posisi kacamataku yang turun.
Aku boleh menggunakan salah satu mobil tuan Jose, aku memilih mobil yang tidak terlalu mencolok.
Setelah 15 menit aku sampai di restorannya. Aku masuk dan disambut oleh pria berambut coklat yang tinggi. Ia tersenyum dan mendekatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him And Mine (Slow Update)
RomanceBerkonten homo, gay, sesama jenis, bl, yaoi! Cerita murni karya saya, bila ada kesamaan nama / tempat / situasi / lokasi / hanya kebetulan yaa Singkat Cerita: Alex Joan yang polos, ingin mencoba hidup dan merasakan dunia luar, dan takdir menemukann...