[PAUL]
"Paul~ aku lapar, masakan aku sesuatu untukku dong. Masakanmu kan paling enak diseluruh dunia. Aku jadi jatuh cinta padamu~ Jadi masakan aku ya~", Bill mendatangiku saat istirahat sore, ia selalu merengek manja saat lapar dan ia tidak memiliki makanan. Seperti yang sudah kubilang, Bill sangat manja, baguslah jika ia hanya manja padaku.
"Ucapkan sekali lagi 2 kalimat sebelum terakhir, baru ku masakkan." Aku berbalik menatapnya, menunggu Bill mengatakan hal yang paling kusuka.
"Bagian mana? Aku lapar?", Bill memasang wajah polos, ia benar-benar bodoh kalau sedang lapar.
"Kalimat setelah, masakanmu paling enak sedunia, Bill", aku melipat tanganku dengan nggak sabar. Ia memasang wajah berpikir yang menurutku imut sekali!! Tapi aku tetap memasang wajah cool ku, agar tetap cocok sebagai seme #plakk
"Ohhhh... aku jadi mencintaimu~ bagian itu kan?"
"Ya ya ya, ulangi sekali lagi..." aku tersenyum dan berbalik badan, mulai mengambil bahan-bahan mentah dari tas ku. Hanya sekali - duakali aku numpang memasak disini, dengan bahan baku yang kubawa sendiri.
"Aku jadi mencintaimuuu~ yeeeyy makan makann~"
"Ucapkan sekali lagi, dan berikan kotak bekalmu."
"Aku jadi mencintaimuu~ ini kotak bekal milikku, Paul", dengan wajah polos ia memberikan kotak bekal padaku. Setelah itu kami istirahat dan makan bersama. Barusaja kami mau masuk ke tempat istirahat kulihat Alex keluar dengan sedikit tergesa, lalu aku kembali melihat kedalam, ternyata ada Jeremy yang diam mematung.
"Kau menghalangi jalan"
"Ah.. iya.." Jeremy menunduk lesu lalu kembali memakan bekalnya.
"Ada masalah apa? Mungkin aku bisa membantumu, Jer", ujarku.
"Alex seperti mengindariku, entah hanya perasaanku atau memang begitu kenyataannya. Tapi aku bingung apa salahku." ujar Jeremy dengan wajah frustasi.
"Sebaiknya kau tanyakan saja~ mungkin Alex memiliki masalah yang membuat ia diam untuk sementara" ujar Bill.
"mungkin... sudahlah aku jadi tak selera makan, aku duluan ya..." aku mengangguk disusul Bill.
Jeremy pun berkemas lalu keluar menuju resto.
"Aneh, padaku Alex biasa saja, kalau denganmu, Paul?"
"Denganku juga biasa saja. Ada nasi di bibirmu."
"Ah!! Mana? Mana?" Kuambil nasi dipipinya lalu kumakan.
"Manis...", wajah Bill hanya tersipu setelah aku memakan nasinya dan menggoda dengan lirikanku.
Mungkin aku sama pecundangnya dengan Jeremy, kami sama-sama tidak berani menembak seseorang yang kami sayang. Padahal ia ada didepan mata, aku hanya berani sebatas menggoda dan melindungi.
Bahkan aku juga ikut tinggal dalam bangunan apartemen yang sama, agar kami bisa bertetangga.
Pertemuanku dengan Bill ketika kuliah, ia lebih muda dariku 2 tahun. Kepolosan hatinya yang membuatku luluh, sejak saat itu aku selalu ingin berada disampingnya, lalu timbul ingin menjaganya, dan timbul menjadi cinta kemudian sayang hingga sekarang. Meski cinta antara pria hanyalah nafsu semata. Aku akan mencoba sampai batas yang aku mampu...
Tunggu saja Bill..
[Alex]
Aku tidak menghindar dari Jeremy. Hanya saja waktu itu...
Uhh pipiku jadi panas. Mengingat Jeremy menyatakan cintanya saat ia mabuk, dan menciumku juga. Banyak pertantanyaan di dalam kepalaku. Aku tidak menghindarinya, tapi wajahku pasti merah jika menatap wajahnya dan jantungku jadi berdetak lebih kencang. Aku tak mau Jeremy berpikir yang aneh-aneh terhadapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him And Mine (Slow Update)
RomanceBerkonten homo, gay, sesama jenis, bl, yaoi! Cerita murni karya saya, bila ada kesamaan nama / tempat / situasi / lokasi / hanya kebetulan yaa Singkat Cerita: Alex Joan yang polos, ingin mencoba hidup dan merasakan dunia luar, dan takdir menemukann...