Songo - Ultah

8.2K 1.1K 183
                                    

            Ucil jadi galau akhir-akhir ini. Dia jadi nggak nafsu makan. Di sanggar saja dia sibuk menyendiri. Dia nggak tertarik untuk membahas gerakan tari dengan teman-temannya. Mbak Yus yang dibuat paling kelimpungan soal ini. Mood Ucil merusak seluruh penari. Para penari menganggap Ucil sebagai ikon mereka, jadi kalau Ucil saja sudah nggak nafsu menari... bagaimana mereka bisa semangat juga?

"Kamu jangan sebarin aura mencekam, Cil!" Mbak Yus berteriak-teriak kencang, mirip emaknya. Ucil merengut, menatap datar layar HPnya. Semalam Ferdi nggak balas BBMnya. Sakit, kan? Ucil jadi sedih. Jadi kepikiran. Apa Ferdi membencinya dan mulai bosan padanya? Bukan hanya itu masalah Ucil sebenarnya. Dia sedang marah dan ngambek pada Pambudi. Pambudi nggak peka dengan kondisi hatinya. Pambudi nggak peduli padanya. Ucil bete dengan itu. Kesal. Dia gengsi untuk cerita pada Pambudi. Pambudi juga nggak ada minat untuk minta maaf lebih dulu padanya.

"Aku lagi nggak mood latihan, mbak... Maafin aku!" Ucil ngaku. Mbak Yus menghela nafasnya, lalu duduk manis di depan si cadel.

"Lagi berantem sama Pambudi lagi?"

Ucil mendongak.

"Kok Pambudi, sih mbak? Kan aku juga bisa berantem sama orang lain. Masa Pambudi melulu!" Ucil mengerut. Mbak Yus menunjuk wajah Ucil.

"Setahu mbak sih cuma Pambudi yang bakat bikin raut kamu jadi gini..."

Ucil baru sadar kalau selama ini hidupnya rumit karena Pambudi.

"Jadi, ada masalah apa? Bukan sama Pambudi, lalu sekarang masalah sama siapa?"

Ucil menunduk.

"Sama... gebetan..."

"Ucil punya gebetan?!!" Mbak Yus kaget, bengong sampai melongo. Mbak Yus nggak percaya Ucil juga ada minat untuk pedekate begitu.

"Mbak Yus, ih! Jangan kencang-kencang!" Ucil protes. Mbak Yus mengangguk paham. "Pambudi juga bikin bete, sih! Jadi ini juga gara-gara dia..."

"Nah!" Mbak Yus bertepuk tangan bangga karena tebakannya ada benarnya sedikit. Mbak Yus tahu, Pambudi itu sudah jadi kakak kesayangan Ucil. Mbak Yus tahu karena sejak kecil Pambudi dan Ucil itu selalu bersama. Pambudi pernah menggendong Ucil ketika cowok cadel itu jatuh. Pambudi pernah mengantarkan Ucil ke rumah mbak Yus untuk latihan tambahan, Pambudi juga yang selalu menjemput Ucil. Seringnya sih begitu! Bahkan setelah si Ucil dapat sepeda dari bapaknya, Pambudi tetap setia mengekorinya. Alasannya... karena Ucil nggak bisa nyebrang. Cukup? Makanya emaknya cemas dan meminta tolong Pambudi untuk mengantarkan si Ucil.

"Aku dan gebetanku..." Ucil ragu untuk cerita, namun saat melihat raut antusias dan kepo mbak Yus akhirnya Ucil nyerah. Dia ingin bercerita pada seseorang walaupun orang itu nggak tahu kalau gebetan Ucil adalah cowok. Teman satu sanggarnya pula!

"Iya?" Mbak Yus menunggu.

"Hubungan kami rumit gitu, mbak! Jadi aku digantung..."

"Udah minta kepastian?"

"Nggak segampang itu, lah mbak!"

"Trus ada hubungannya sama Pambudi?"

"Dia malah cuek gitu, mbak!"

"Bukannya Pambudi emang dari dulu udah cuek gitu, ya?" Mbak Yus konfirmasi. "Mbak bukannya berdiri di pihak Pambudi, sih! Tapi mbak paham gimana jadi Pambudi. Dari dulu dia berkorban buat kamu terus, lho Cil! Sadar nggak kalau waktu dia selalu kamu habiskan?"

"Masa, sih mbak?"

"Dia bisanya maen futsal doang, lalu sekolah. Udah. Apa pernah dia ada quality time untuk dirinya sendiri? Dia malah selalu anterin kamu kemanapun kamu mau..."

Nih, Upil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang