Limolas - Broken

10.3K 1.2K 347
                                    

            Keganasan Ucil nggak hanya hari itu saja. Sekarang Ucil jadi aneh. Ucil senang sekali menempel pada Pambudi. Maksudnya bukan nempel dalam artian seperti hari-hari sebelumnya, namun ini lebih menakutkan. Ucil jadi lebih agresif. Bahkan Ucil juga nggak segan-segan menggoda Pambudi.

Harusnya Pambudi geli dan mengusir Ucil!

Iya, harusnya begitu!

Tapi Pambudi nggak pernah begitu! Dia hanya ngakak dan juga menunjuk dahi Ucil. Setelah itu, Pambudi hanya mengabaikan si cadel dan melanjutkan kegiatannya.

Intinya, Pambudi sedang dalam fase "Abaikan Ucil, dia hanya lagi galau aja!". Jadi apapun yang si cadel lakukan, Pambudi hanya akan menanggapi biasa saja. Lagipula si cadel cukup tahu tempat untuk itu. Si cadel tahu bagaiman bersikap. Di tempat umum si cadel bersikap seperti cowok sewajarnya.

"Pam...!" Ucil melambai ke arahnya, dengan tawa riang bodoh biasa.

"Apaan?" Pambudi menjawab santai.

"Peluk aku!" Ucil merentangkan tangannya. Pambudi menggeleng kencang. Ini salah satu tingkah si cadel yang super homo dan menjijikkan. Alay juga!

"Huek!!" Pambudi melengos santai dan berbalik. Si cadel nggak mau nyerah. Dia malah berlari dan memeluk Pambudi dari belakang. Bahkan wajah unyu si cadel sudah tersembunyi di punggung Pambudi. Ucil mengusap-usap wajahnya di punggung Pambudi. Itu ngapain, ya? Kok kayak kegiatan nggak berarti!

Soooo.... CHILDISH!

"Minggir, Cil! Lepasin!" Pambudi menjerit kencang. Ucil masih mengeratkan pelukannya. "Malu dilihat orang!" Sekali lagi Pambudi risih. Namun si cadel masih enggan melepaskan.

Setelah itu, muncul kata pamungkas dari mulut iseng Pambudi.

"Lepasin, aku kebelet kentut, nih!" Pambudi mengancam. Ucil masih nggak percaya. Pambudi kan memang iseng.

"Kentut aja, aku berani kok!"

"Ah iya, kentutku kan bau bunga!" Pambudi mengambil posisi, menggerakkan bokongnya santai. Dalam hitungan ketiga... Ucil pingsan sempurna!

Pambudi lupa, semalam dia makan jengkol banyak sekali!

***

Pedekate Pambudi bersama Yulina kemarin itu berakhir begitu saja tanpa perkembangan yang berarti. Alasan pertama, Pambudi nggak nembak Yulina. Alasan kedua ini ada hubungannya dengan alasan pertama. Pambudi nggak nembak Yulina karena dia sadar kalau hanya anggap Yulina sebagai teman. Pambudi nggak sejones itu kok! Dia nggak mau mengakui orang lain pacar kalau emang nggak benar-benar cinta.

Pambudi memang bukan jones, tapi dia butuh cewek lain. Agar terlepas dari si cadel. Pambudi harus melepaskan diri. Bukan karena dia benci dengan Ucil, sama sekali bukan! Pambudi hanya nggak mau si cadel terlalu bergantung padanya. Pambudi harus ikhlas kalau Ucil menempel padanya. Akhir-akhir ini makin lengket.

Namun garisbawahi, ya...! Pambudi nggak menjauh. Sama sekali nggak. Itulah sahabat sejati, nggak akan meninggalkanmu hanya karena alasan ini. Ucil butuh dukungan moral, dan juga semangat agar dia bisa menghadapi hidup dengan ceria kembali.

Ada hal nista lain.

Ucil sekarang suka sekali menggodanya! Menggoda dalam artian fisik, ya! Seperti memeluk Pambudi dengan tangan meraba kemana-mana. Pambudi geli kalau masalah itu. Tangan Pambudi bahkan sudah sering memukul kepala si cadel kalau dia mulai nista.

Nih, Upil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang