12. Surrender

2.7K 405 13
                                    



__Butterfly at The Last Gasp Chapter 12 "Surrender"__


"Kenapa bisa? Kenapa bisa Sunyoul oppa, Chaemi  dan ahjussi ada di foto ini? Kenapa Jungkook oppa dan myonya juga ada di sini?" Yein kembali bergumam. Rasanya ia hampir saja oleng dengan kenyataan yang baru saja ia dapatkan.

"Apa kau datang untuk membalas dendam, Jung Yein-ssi?" suara lelaki yang tiba-tiba saja terdengar mengagetkan Yein, dengan gerakan perlahan ia menoleh menatap seseorang di belakangnya. Dan akhirnya semakin jelas, Seokjin berdiri di hadapannya dengan ekspresi yang cukup dingin.

Yein merasa semakin tertekan, identitasnya terbongkar dan kenyataan baru mencekiknya. Kaki Yein bergetar hebat hingga tiba-tiba saja ia terjatuh bersimpuh di lantai, matanya memandang kosong dengan menggenggam erat foto keluarga itu. Setetes air mata meluncur turun ke pipinya, "Takdir macam apa ini?" racau Yein.

Seokjin menatap foto keluarga lama Ibunya dan Jungkook yang di pegang oleh Yein, "Kurasa kau sudah sadar, bahwa kau sudah salah melangkah!"

Yein mendongak dengan air mata yang sudah mengalir deras di wajahnya, menatap Seokjin yang berjalan mendekatinya. Lelaki itu berlutut di hadapan Yein menatap Yein lamat, "Jika kau ingin menyalahkan seseorang, bukan Jungkook orangnya. Aku yang bersalah karena akulah yang menutupi kejadian yang sebenarnya. Malam itu benar Sunyoul mengalami kecelakaan bersama Jungkook dan karena aku tahu Sunyoul adalah kakak Jungkook aku menutupinya. Aku tak ingin Ibu ataupun Jungkook tahu yang sebenarnya, bahwa Sunyoul tewas karena ditabrak oleh adiknya sendiri. Jika kau ingin balas dendam, lakukan padaku bukan Jungkook!" Seokjin berucap pelan. Yein menutup mulutnya dengan tangan meredam tangisnya yang semakin tak terbendung.

Isakan yang sungguh terdengar sangat miris bahkan Seokjin pun ikut merasa tersakiti mendengar isakan dari gadis itu, "Pikirkanlah baik-baik!" tangan Seokjin bergerak meraih tempat kacamata milik Ibunya, "Biar aku yang memberikannya pada Ibuku, kurasa kau perlu waktu untuk berpikir. Dan ingatlah, walaupun aku terlihat seperti tak memperhatikan Jungkook, tapi ketahuilah selama empat tahun akulah orang yang paling berusaha sebisa mungkin untuk membuatnya tetap hidup walaupun berkali-kali orang di sekitarku mengatakan Jungkook tak akan pernah bisa bangun sampai kapan pun. Aku menyayangi Jungkook dan aku sudah menganggapku seperti adikku sendiri. Jadi siapapun yang mencoba menyakitinya takkan pernah ku biarkan. Ku berikan kau waktu untuk berpikir karena aku bisa melihat dari mata adikku, dia sangat mencintaimu. Walau aku tidak tahu hubungan apa yang terjadi di antara kalian, aku bisa tahu Jungkook mencintaimu. Jika kau tak mencintai Jungkook tinggalkan dia tanpa jejak, tapi Jika kau mencintainya aku mohon tetaplah bersama Jungkook dan menebus dosamu kepadanya!" Seokjin berucap lalu kemudian, beranjak berdiri meninggalkan Yein yang semakin terisak penuh luka.

Yein mencengkram bagian dada kemeja hitamnya dengan sangat kuat, kesakitannya semakin menguar lebar. Ia menangis sesegukan dengan suara yang semakin terdengar miris. Seokjin menutup pintu kamar ayah dan ibunya, bersandar di sana sejenak sembari menutup matanya.

"Hyung, apa yang kau lakukan di situ?" Seokjin menolehkan pandangannya menatap Taehyung yang berdiri tak jauh darinya, "Kenapa ada suara tangisan wanita di dalam? Siapa di dalam? Bukan Ibu, kan?"

"Itu tangisan seorang wanita yang menyesal dengan apa yang ia lakukan. Bisakah kau menghiburnya?" Seokjin berucap lalu berjalan mendekati Taehyung, ia sejenak menepuk pundak Taehyung sebelum akhirnya pergi. Taehyung hanya mengernyitkan dahinya lalu berjalan membuka pintu kamar Ayah dan Ibunya.

Dengan perlahan ia membuka pintu, dan matanya terkejut menatap Yein yang menangis sesegukan di sana. Taehyung melangkah ragu mendekati Yein, membuat Yein mendongak menatap Taehyung.

Butterfly At The Last Gasp  [JILID I] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang