Juli 2002
Tahun terakhir di SMU. Saat semua gadis telah memenuhi diarynya tentang pangeran kuda putih, Diandra masih menanti pangeran kodok itu menunggang kuda putihnya ke tempat Diandra membawa bunga bangkai sebagai tanda cinta yang berarti hanya bunga yang jadi bangkai karena cinta sang pangeran kodok penunggang kuda putih takkan pernah membangkai...
"Trus Ady gimana? Dia masih nungguin kamu kan?" oceh Bintang siang itu saat Diandra menceritakan pangeran kodok penunggang kuda putihnya.
"Yah...bukannnya kau dah ma Ady???" Diandra menyeruput jus alpukatnya.
"Dibilangin berapa kali sih sampe kau ngerti kalo aku dan Ady itu nggak ada apa-apanya!!!" Suara Bintang agak meninggi, mengakibatkan Diandra menghentikan seruputannya, memandang mata sahabatnya itu.
" Ady masih nungguin aku, atau kau yang berspekulasi mengartikan keadaan ini" selidik Diandra
"OK.. Dia sih nggak pernah bilang langsung padaku tapi aku tahu"
"Tapi sekarang kau masih butuh dia buat ngelindungin kamu dari psikopat itu kan?" Bintang mengangguk
"Kalo gitu... terus aja. Aku pinjemin Ady buat kamu!"
"Pinjemin? Sejak kapan Ady jadi punyanya kamu!"
"Sejak kamu bilang dia masih suka padaku. Itu artinya hatinya masih punyaku!"
"Kapan kau mau ketemu dengannya"
"Dengan siapa???"
"Diandra!!! Dengan Ady!!!!" jerit Bintang gemas
"Kapanpun!"
"Kalo gitu aku nelpon dia sekarang yah. Minta dia nyusul kita di sini!"
"Jangan sekarang Bin.." Diandra merampas handphone Bintang.
"Katanya kapan saja!"
"Iya.. tapi bukan sekarang!!!!"
"Dasar!" Bintang mencibirnya
^ _ ^
"Dia bilang gitu yah!"Ady menatap Bintang, mencari kejujuran di mata sahabatnya itu. Bintang mengangguk pasti "Aku kan nggak bakalan maksa dia"
"Sory yah Dy, kau kan sudah tahu Diandra keras kepalanya kayak apa!" Ady hanya mengangguk sambil tersenyum. Susah banget ngejar monyet betina itu. Padahal katanya suka tapi kok malah menghindar. Sekarang malah ngejar kodok....
"Emangnya setelah dua tahun ini kau masih punya filing ma Diandra?" Ady mengangguk mantap menanggapi pertanyaan Bintang. Aku sudah lama memperhatikannya, dia aneh dan keanehannya itu yang membuatku tak pernah bisa menghentikan rasaku. Batinnya. Mungkin suatu saat jika aku bersabar, dia pasti akan datang.
"Kenapa?" tanya Bintang. Kening Ady mulai berkerut "Lagian sekarang sepertinya Diandra lagi ngejar cowok lain!"
"Apa suka butuh alasan, Bin? Nggak kan... lagian kalau sekarang Diandra ngejar cowok lain yah wajar aja kan! Bukankah sebelum menentukan pilihan kita harus mengumpulkan pilihan-pilihan dulu. Aku juga kayak gitu kan?"
"Jadi kau????" Bintang menghujam Ady dengan tatapan sinisnya. Ady hanya tertawa.
"Banyak gadis di luar sana Bin, aku ini cowok. Bagiku Diandra salah satu pilihan walaupun sampe saat ini dia pilihan terbaikku...."
"Kalian berdua memang aneh! Terserah deh..." Bintang hanya geleng-geleng kepala, kemudian berlalu meninggalkan Ady dengan pikiran gilanya.
^ _ ^
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban untuk diandra
RomanceDiandra... Seribu pertanyaan sering menghujamnya, mencari jawaban untuk setiap pertanyan. Sampai kapan terus bertanya??? Dimanakah jawaban itu sebenarnya??? Bisakah Diandra menemukan jawaban yang dicarinya?