HEADMASTER SUPPRISES

47 3 0
                                    

"apa ini ? Ini sungguh gelap ?" kata Zake ketakutan meskipun Ia seorang laki-laki .

Tak ada satu pun lampu yang menyala di halaman belakang sekolah .

"Shut Up , Zake !" perintah Lissa

"kenapa belum ada penampakan-penampakan aneh ?" tanya Sarah

"karena sekolah ini dipenuhi Roh Kudus" jawab Rolla pasti
"auuuuch sakit" rintih Rolla , mendapat jitakan disaat memberi jawaban memang tidak enak .

Bunyi suara binatang seperti tokek dan jangkrik disertai angin malam yang menusuk dinginnya menembusi permukaan kulit membuat bulu kuduk berdiri sepanjang saat .

"Kreeeesk..."

Mereka semua berbalik ke asal suara

"maaf aku yang menginjak ranting kayu ini" kata Wenzel meminta maaf sambil mengangkat kedua tangannya keatas .
Terdengar mereka berdesah lalu mengelus-ngelus dada mereka pertanda bersyukur itu bukan apa-apa .

"Taak"

bunyi benda atau sesuatu seperti ditekan . Lampu menyala . Semuanya saling melihat satu dengan yang lain karena merasa aneh karena sedari tadi tak ada satu pun alat penerangan yang menyala lalu beberapa saat kemudian lampu padam , langkah kaki mereka semua langsung berhenti .

Tiba-tiba lampu menyala lalu padam lagi , mereka mulai bernapas berat , detakan jantung lebih cepat dari detakan normal , keringat bercucuran dari kepala membasahi kemeja .
Ini tidak seperti biasanya .

Lampu menyala lagi dan beberapa saat terdengar bunyi tepukan tangan 1x yang menggema dan lampu pun padam

"Kyaaaaaaaah" teriak mereka bersama-sama lalu lari ketakutan menuju pintu masuk kedalam sekolah , mereka berdesak-desakkan didepan pintu .

Ukuran pintu yang kecil itu bahkan mereka usahakan untuk 4 orang bisa melewatinya , ini berbeda dari hal normal karena saking takutnya mereka .

Riko orang pertama yang lari secepat motor tetapi tiba-tiba dia berhenti , yang lain hampir saja menabraknya ikut berhenti .

Sosok bayangan dengan tawanya memegangi obeng ditangannya

"ha-a-hantuuuuuuuu obeeeeeng" teriak Rico

"kyaaaaaaaaaaah" teriak mereka semua tak mau kalah dari Rico

Saat itu tiba-tiba saja lampu menyala dan

"Guys... take it easy . It's me your headmaster" kata suara itu dengan nada lambat dan mengeja karena takut melihat setiap benda yang dipegang oleh para muridnya .

Beberapa saat kemudian...

"pena , buku cetak , penggaris besi , tas , tongkat bisbol , senter , papan pelampung , kursi , botol tinta , tempat bekal , bahkan sendok . Waah kalian benar-benar sesuatu" Kepala Sekolah menyebutkan benda-benda tersebut yang ada di atas mejanya dengan nada suara yang tak percaya "apakah ada yang bisa menjelaskan ini ?" tanyanya sambil menunjuk benda-benda tersebut

"ma , maafkan kami pak" seru Pieere merasa bersalah , sedangkan yang lain dibelakangnya menunduk merasakan hal yang sama

"tapi kenapa Bapak bermain-main dengan saklar lampu ?" tanya William

"karena saya sedang memperbaikinya" kata Kepala Sekolah sambil mengangkat obeng yang ada di tangannya "saklar itu penghubung semua lampu di halaman belakang" jelasnya

"tapi bisakah Bapak menganggap ini sebagai kenakalan remaja ?" kata Henry sambil memohon

"ini PENYERANGAN namanya" suara kepala sekolah berapi-api dan sangat menggelegar

"ta , tapi kami tidak sengaja Pak" seru Hana

"baiklah Bapak minta maaf" mengelus bahu beberapa anak yang berada didepannya "tapi..." katanya menggantung "karena kalian telah mengejutkan saya , kalian berhak mendapatkan 3 kejutan 3 hari" kata Kepala Sekolah sambil memainkan kedua alisnya ke atas dan ke bawah .

Mereka saling melihat satu dengan yang lain dan beralih ke Kepala Sekolah karena bingung dengan apa yang sedang beliau bicarakan

"Apa maksud Bapak ?"

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang