The Second Day

39 3 0
                                    

HARI 2

"kenapa hanya berbelanja seperti ini kalian harus meneleponku pagi-pagi , kita kan bisa melakukannya di sore hari?" tanyaku sambil mendorong trolley dengan Sarah dan Rolla yang mengapitku dikiri dan dikanan .

Hari ini adalah hari Sabtu . Kami hanya bersekolah dari Senin-Jumat dan Sabtu-Minggu kami libur

"kau tahu , ini maksudnya apa ?" tanya Sarah

"tidak" jawabku

"kejutan hari kedua" jawab Sarah dan Rolla bersama-sama

"maksudnya ?" tanyaku masih tidak mengerti

"kami berakhir telak seperti yang kau katakan , kepala sekolah adalah korbannya" kata Rolla pasti

"dan untuk menyelesaikannya tanpa harus menelepon orang tua , kami mendapat 3 kejutan besar dari Kepala Sekolah selama 3 hari ini " jelas Sarah

"aku tahu kalian akan seperti itu" kataku tersenyum
"tapi ini untuk apa ?" tanyaku pada mereka saat melihat Rolla mengambil walpaper dinding , wallsticker dan hanging door flanel .
Setahuku mereka tidak biasa serepot ini untuk menghias kamar mereka . Mereka bisa saja langsung membayar di bagian interior rumah untuk mendesain kamar mereka .

"untuk kejutan di hari kedua"jawab Sarah tersenyum .

Ternyata bukan hanya kami bertiga yang berbelanja tetapi satu kelas XI-C ikut berbelanja keperluan menghias rumah bahkan para laki-laki membeli beberapa cat , kuas dan paku .

Setelah membayar di kasir kami berjalan ke arah bus stop .

"aku hanya menemani kalian sampai sini . Aku pergi , bye" kataku lalu naik kedalam taxi yang berada di depanku .

Mereka melambaikan tangan padaku setelah tiba aku mengambil uang dari tasku dan membayarnya lalu turun .

Disinilah aku di depan sebuah pagar putih yang mengelilingi rumah bertingkat dua dengan banyak pepohonon hijau yang rindang serta halaman yang dipenuhi rumput-rumput .
Aku memejamkan mata untuk sesaat . Panti Asuhan Mulia , sebutku dalam hati .
Aku membuka pagar panti asuhan itu dan menuju pintu masuknya dan langkahku tertahan saat melihat dua anak perempuan yang masih kecil

"kau tidak apa-apa ? Maafkan kakak meninggalkan kamu sendiri disini" kata anak kecil yang kuperkirakan usianya 8 tahun dan adiknya mungkin berusia 6 tahun

"aku tidak apa-apa kak " katanya sambil mengusap air matanya

"jangan menangis , nanti kakak juga sedih" kata kakaknya . Lalu adiknya memeluk kakaknya , melihat ekspresinya dia senang kakaknya berada didekatnya

"aku janji tidak akan menangis" janji adiknya

"jika kamu sendiri lagi ingat kakak ada didalam kamu dan kamu didalam kakak . Kakak jamin kamu tidak akan merasa kesepian atau ketakutan lagi" kata kakaknya sambil menggenggam kedua tangan adiknya .

Zallu... Aku langsung menggelengkan kepala sesaat untuk menyadarkan diriku semdiri
Aku lalu masuk kedalam menuju sebuah ruangan bertulis Head Room's . Pintunya terbuka . Aku berdiri didepan pintu

"Selamat Siang" sapaku tersenyum

"Mir , ir , Mirzha ? Ya Tuhan , anakku" Ibu yang berbadan besar serta berambut pendek itu kaget melihatku .
Spontan air matanya jatuh , beliau berjalan perlahan mendekatiku lalu menggegam tanganku

"iya , ini aku" jawabku . Setitik air mata mengalir di pipiku .
.........

"jangan menatapku seperti itu" pintaku tersenyum
Ibu itu terus saja menatapku sedari tadi kami berdiri hingga duduk sekarang , tangannya bahkan terus saja menggegamku walupun kubilang aku baik-baik saja

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang