CINDERELLA VS MIRZHA

23 1 0
                                    


Sabtu pagi yang mengerikan

"Baiklah anak-anak ambil posisinya masing-masing" kata Miss Sania

"Baik buuuu" jawab kami serempak

"Okay , take one. ACTION !" teriak Miss Sania

Aku maju lalu berdiri dihadapan Emily yang sedang duduk. Tangannya menyentuh pelipisnya seolah-olah sedang sakit kepala dan wajahnya ditaburkan bedak sebanyak mungkin agar terlihat pucat.

"Ella , sayangku. Ibu ingin memberitahumu sebuah rahasia. Rahasia besar yang akan membantumu seumur hidupmu. Kau harus selalu mengingatnya. Miliki keberanian dan berbuat baiklah. Kau harus memiliki lebih banyak kebaikan di jari kecilmu dibandingkan kebanyakan orang lain di seluruh tubuhnya. Dan kebaikan memiliki kekuatan lebih dari yang kau bayangkan. Dan sihir" kata Emily berpura-pura sekarat di kursinya

"Sihir ?" tanyaku

"Benar" jawabnya

"Jadilah berani dan baik hati, sayang. Bisa kau berjanji pada Ibu ?" pintanya

"Aku berjanji" janjiku tapi penuh kepalsuan

"Bagus. Dan Ella..." katanya lalu melihat ke arah Junior

"Sebentar lagi Ibu harus pergi, sayang. Tolong maafkan Ibu" lanjutnya

"Tentu aku maafkan Ibu" kataku lalu Emily mengulurkan satu tangannya pertanda aku harus memeluknya aku lalu berpura-pura memeluknya.

Junior menghampiri kami dan ikut memeluk aku dan Emily. Aku langsung menyikutnya, dia langsung berdiri tegak dan mundur.

"CUT" teriak Miss Sania tapi aku tidak memperdulikannya

"Beraninya kau menyentuhku" aku menendang tulang tibianya

"aaaauuuuuch" dia merintih kesakitan , kupukul kepalanya dengan naskah yang kupegang

"aaaaaahwuu" rintihnya lagi

"maafkan aku , Mirzha . Aku tidak akan melakukannya lagi" Ia berlutut selayaknya berdoa memohon ampun.

Anak-anak yang lain tertawa tapi aku tetap menatapnya kejam. Sarah , Rolla , dan Lissa menggeleng kepala , Triztan dengan tangan kananya menutupi kedua matanya dan si Bodoh Richard

"Itu baru Mirzha Hall" kata Richard. Sarah , Rolla , Lissa dan Triztan menoleh kearahnya bersamaan menatap dia

"hei , aku mengatakan yang betul 'kan ?" katanya lagi

"huuuuft" hanya hembusan napas yang diberikan Rolla padanya .

Lalu mereka berbalik lagi mencari pemandangan yang lebih asri dari pada si Bodoh Richard .
............
"Now, take two. ACTION !" teriak Miss Sania.

Bunyi lonceng yang berisik seperti di sekolah ini, saat mendengarnya aku berpura-pura lari

"Kukira sarapannya sudah siap" kata Lissa sambil berlagak sebagai seorang Nyonya sungguhan

"Sebentar Nyonya, setelah aku memadamkan api ini" kataku sambil membersihkan perapian yang sebenarnya tidak ada

"Untuk kedepannya, jangan memanggil kami jika pekerjaanmu belum beres" kata Lissa lalu duduk di meja makan

"Baiklah" kataku sambil berjalan

"Ella, ada apa di wajahmu ?" tanya Lissa

Aku berjalan ke arah mereka sambil memegang nampan dan tempat roti lalu meletakkannya di meja

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang