Chap #25

40.3K 251 75
                                    

Ting ting tiingg ...

W A R N I NG !!!

Chapter ini mengandung unsur seks. Pembaca yang belum cukup umur dan belum kuat iman, harap jangan membacanya.

NB : Membaca chapter ini tidak akan mengakibatkan kemandulan dan kehamilan. Jadi, aman bagi pembaca yang belum siap hamil.

Tetapi jika anda mengalami gangguan seperti berikut ini : panas dingin, badan gemetar , kepanasan, gelisah dan semaput. Berarti anda sedang membaca chapter ini.

Terima kasih atas perhatiannya dan SELAMAT MEMBACA !!! ^_~

===============================================================================

Chapter  25

I love you Sweety, love you soo.” desah Rina.

“Aku juga Honey. Dan aku kangen sekali sama kamu.” balas Farah lirih.

“Cepatlah pulang, Sayang. Jangan menyiksaku lebih lama lagi.” ujar Rina sembari memberikan kecupan mesra dari balik telepon.

“Iya Honey ….” Farah membalas ciuman kekasihnya itu dengan penuh perasaan. Tiba-tiba terdengar nada sela dari ponsel maminya, menandakan ada panggilan masuk. “Sebentar Honey.” Farah menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya.

‘Sigit Calling’ tertera di layar ponsel.

“Honey, Om Sigit telepon, cari Mami kali. Udah dulu ya Honey, nanti aku telepon lagi, muaacchhhhh.” ujar Farah.

“Hmm, baiklah. Tapi janji ya?” sahut Rina sebelum akhirnya dia menutup telepon.

Farah buru-buru menekan tombol accept di layar.

“Halo, Om Sigit ya? Om Sigit apa kabarnya nih?” sambut Farah ceria. Sigit adalah adik bungsu maminya.

“Hei, ini ponakan Om yang paling cantik yah? Apa kabarmu Sayang? Om sehat di sini. Kamu udah balik ke sini? Trus, suamimu gimana? Masih kuliah?”

“Farah sehat, Om. Hehee, Farah masih di Hongkong, Om. Mami yang ke sini jengukin Farah.”

“Mbak Wulan ke situ? Wah, enggak bilang-bilang.” seru Sigit. “Tapi kamu pulang kan, kalau Om nikah nanti?”

Whattt? Om Sigit mo nikah?? Masa sih? Siapa, siapa calonnya Om? Yee, akhirnya Om Sigit nikah juga.” Seru Farah antusias. “Tapi, kok Farah enggak tahu ya? Mami enggak ada cerita tuh.”

Sigit tertawa mendengar ocehan  Farah. “Yang penting, sekarang kamu udah tahu kan. Nah, Mami mana? Om mo bicara sebentar.”

“Oke deh. Sebentar, Farah panggilin.”ujar Farah seraya keluar dari kamarnya, ponsel masih dia tempelkan di telinganya. “Om Sigit?” sahutnya sambil berjalan ke pantry. Mami tengah sibuk mencuci sayuran.

“Ya Sayang?” balas Sigit cepat.

“Farah nanti pulang kok Om. Penasaran, siapa sih wanita yang bisa menaklukkan hati Om Sigit ku yang playboynya minta ampun ini.” Ujat Farah semangat. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Dia punya alasan kuat untuk ikut pulang ke Indonesia.

“Nah gitu dong …! Beres deh, ntar Om kenalin sama bidadari Om itu.” jawab Sigit.

“Mami!  Nih, Om Sigit telepon.” Farah menyodorkan ponsel yang dipegangnya ke arah maminya.

“Sigit? Sini sini, mami mo ngomong.” Mami buru-buru meletakkan sayur yang lagi dicucinya.

“Mami kok enggak ada cerita ke Farah, kalo Om Sigit mau nikah?” Farah memonyongkan sedikit bibirnya tanda protes.

FARAH dan RINA (L_ Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang