Monster!

2K 150 6
                                    

Hai, guys! Balik lagi.. Part ini spesial Violete dan Austin yah.. Jangan bosen, please ✌

****

VIO POV

Tidak terasa, sudah hampir satu bulan aku berada di rumah besar yang terletak dihutan pinus ini.

Aku pikir aku akan tinggal berdua saja dengan bibi Margareth, ternyata tidak. Ada enam pelayan termasuk bibi Margareth di rumah besar ini, satu penjaga tanaman, dan dua supir pribadi. Jangan lupakan juga tentang delapan orang penjaga rumah diluar sana.

Ah ya, kalian tahu bagaimana reaksi Nikki dan para fans-ku? Mereka bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Mereka mengatakan bahwa dua bulan ini aku sempat vakum untuk beristirahat dari kesibukan kemudian kembali bekerja lagi.

Aku yakin ada yang tidak beres disini. Mungkin aku akan menanyakan tentang ini semua kepada Austin.

Austin...

Tiba-tiba saja saja darahku berdesir cepat, jantungku berdegup keras mengingat nama itu lagi.

"Setelah sekian lama. Bagaimana kabarnya?" Gumamku.

Tidak pernah kulihat dia lagi. Dia benar-benar melepaskanku. Dia tidak main-main dengan ucapannya.

Mengapa jahat sekali?

Tidak tidak! Kau yang jahatnya tidak tahu terima kasih, bukan Austin!

Aku menepuk ujung kepalaku dengan keras dan berdecak sebal. Mengabaikan layar laptopku yang menampilkan beberapa dancer-ku yang sedang menyiapkan koreografi untuk konserku nanti.

"Kau mengapa, Violete? Apa tariannya tidak sesuai?" Tanya Nikki diseberang sana.

Aku tidak mendengar lagi musik yang menghentak-hentak, melainkan keheningan setelah mendengarkan pertanyaan Nikki.

"Uhmm.. Tidak. Koreografinya bagus sekali. Hanya saja temponya jangan terlalu cepat, aku takut tidak akan bisa menyeimbangkannya bersama kalian. You're the best!!" Jawabku antusias.

Dua belas dancerku dan Nikki bersorak senang mendengar keantusiasanku.

"Terima kasih, Vio. Kami akan melakukan yang terbaik untukmu!" Sorak mereka bersamaan.

Kemudian aku memutuskan sambungan skype nya dan layar laptopku kembali ke menu.

Hening.

Suasana studio sangat sepi. Hanya aku sendirian disini. Ya, karena ini adalah rumahku, maksudku rumah Austin.

Aku mengubah salah satu kamar yang berada diseberang kamarku untuk dijadikan sebuah studio pribadiku, dan untungnya bibi Margareth mengijinkannya asalkan aku tidak membuat keributan dengan membawa teman-temanku disini.

"Lagipula aku tidak punya yang namanya teman itu." Desisku.

Berteriakpun aku, aku rasa tidak akan ada yang mendengar, karena ruangan ini kedap suara.

Besok, aku akan kembali kekesibukan dua bulan lalu.

Kami sedang mempersiapkan sebuah konser besar sebagai wujud kembalinya aku dari vakum.

Aku sudah berlatih seharian, membuat suaraku sedikit serak.

Kulirik jam dinding sebentar. Jarum jam yang pendek mengarah mendekati angka 1, dan jarum jam yang panjang mengarah keangka 10. Matahari sudah tenggelam daritadi. Dan berarti sekarang sudah pukul satu kurang sepuluh menit malam.

Sudah lama aku tidak terjaga hingga tengah malam seperti ini.

Tanganku bergerak meraba meja studio ini, berusaha mencari cangkir sialan yang entah dimana aku letakkan tadi.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang