Perjalanan berjam-jam diatas pesawat dia habiskan hanya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.
Tadi, pesawat sudah mendarat di Bandara Hollywood. Dengan itu Vio merasa sangat senang, ia akan pulang ke penthouse dan kembali menjalani kesibukannya yang sempat tertunda.
Tetapi, bagaimana jika Nikki mendapatkan penggantinya akibat dirinya yang tidak pulang-pulang? Bagaimana jika para fansnya membencinya karena dirinya yang tiba-tiba saja menghilang? Bagaimana jika bibi Chloe...
"Oh... Tidak. Aku sedang dalam masalah.." Gumam Vio frustasi.
Seseorang membuyarkan lamunannya. Seseorang itu mengaku sebagai orang suruhan Austin dan akan mengantarnya pulang kerumah.
Tapi... Tidak. Ini bukan jalan menuju Penthousenya, ini jalan menuju hutan.
"Kau mau membawaku kemana?!" Tanya Vio mulai panik.
"Kerumah anda, Nona." Jawab sang supir.
"Ini bukan arah jalan penthouseku, jika kau tidak tahu jalannya, mengapa tidak bertanya?!" Vio benar-benar panik saat ini.
"Saya sudah pastikan bahwa ini sudah jalan yang benar, Nona."
Tepat setelah si supir menjawab, mata Vio tiba-tiba saja disuguhkan oleh pemandangan sebuah rumah mewah bergaya klasik dengan kayu-kayuan yang menjadi penariknya.
"Kita sudah sampai, Nona." Ucap si supir.
Vio masih tercenung. Ini bukan penthousenya, melainkan rumah didalam hutan yang sangat nyaman untuk dihuni. Tapi ia yakin bahwa ini bukan rumahnya.
Aku tidak pernah membeli rumah di dalam hutan seperti ini.. Batin Vio meyakinkan bahwa ini bukanlah rumahnya.
"Mari, Nona. Kita sudah sampai." Si supir membukakan pintu mobil, dan dengan itu Vio keluar dari mobil ini serta tidak lupa mengucapkan terima kasih kepadanya.
Dari teras rumah yang tidak terlalu luas, sudah terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum menyambut kedatangannya.
"Bibi Margareth? Bukannya kau ada di Alaska?" Tanya Vio bertubi-tubi.
"Tadi malam saya sudah tiba di Hollywood, Luna. Ayo masuk, makan malam sudah siap." Ajak Margareth sambil menarik lengan Vio dengan sayang.
"Tapi, bibi. Ini bukan penthouse ku, ini rumahmu?" Tanya Vio.
"Bukan sayang, ini rumahmu. Austin sudah menyiapkan segala keperluanmu dirumah ini." Jawab Margareth tenang.
Vio lalu duduk disalah satu kursi yang terletak diruang makan yang menyatu dengan dapur.
"Rumahku? Bagimana bisa?"
"Austin tidak menginginkan anda untuk kembali tinggal di penthouse, Luna. Beliau mengatakan kalau Luna harus lebih dekat dengan alam, supaya tidak stres." Jawab Margareth kembali.
Margareth mengambil sehelai serbet dan meletakkannya dikedua paha Vio yang tertutup oleh celana jeans berwarna silver.
Vio hanya diam saja. Austin pasti sudah menyiapkan ini semua jauh-jauh hari.
Tidak mungkinkan membuat rumah, menyusun seluruh perabotan rumah ini, dan lainnya dikerjakan hanya dalam waktu semalam?
"Makanlah, Luna. Saya tahu anda pasti lapar sekali." Ucap Margareth lembut.
Vio kemudian tersenyum kearah Margareth, "Terima kasih, bibi."
Margareth hanya tersenyum menanggapinya. Vio tanpa basa basi lagi langsung melahap makanan yang sudah tersedia. Ada kalkun panggang, salad, kentang tumbuk, roti gandum, dan anggur merah yang sudah tersaji daritadi didepan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected
Kurt AdamDari cara kau tersenyum, dari cara kau memandang. Kau memergokiku, tidak seperti yang lainnya. Dari sejak sapaan pertama kita, aku sudah yakin, aku sudah memastikan.. Bahwa kita memang saling memiliki.. ~Luna Del Violette~ ~Austin Connor~