This Is'n Goodbye

4.2K 219 10
                                    

Austin berjalan menyusuri lebatnya hutan pinus. Dia tidak sendiri, para warrior, ceta, omega tetua, dan Betanya ikut menemani.

Ekspresi mereka sangat tidak terbaca. Hanya datar. Dikedua tangannya, Austin memegang sebuah kendi kecil yang atasnya ditutupi oleh kain berwarna merah tua.

Suara ranting-ranting yang terinjak mengisi kesunyian yang ada.

Rindangnya hutan pinus seakan mengalahkan cahaya matahari yang ingin masuk kedalam hutan. Kicauan burung dan suara hewan lainnya tidak menyurutkan langkah mereka.

Beberapa menit berjalan, Austin dan yang lainnya berhenti di sebuah padang rumput yang luas. Sengaja tidak ditanam satu pohonpun ditanah seluas satu hektar ini. Panas matahari juga menyambut kedatangan mereka.

Lalu, para warrior, ceta, omega, dan para tetua berbaris membentuk sebuah lingkaran besar. Austin dan Betanya -Michael- berdiri di tengah lingkaran orang-orang.

"Sekarang saatnya, Alpha." Ucap Michael tegas.

Austin menatap Michael dengan tatapan mantap. Lalu tangan Austin membuka penutup kain di atas kendi tersebut dan menumpahkan isi kendi tersebut yang merupakan butiran-butiran abu yang halus.

Ringannya abu langsung terbang dibawa oleh angin. Austin menghela napas. Memang berat rasanya, namun ia yakin ini yang terbaik.

"Terima kasih sudah menjadi cinta pertamaku. Mengenalkanku kepada dunia cinta yang sangat indah. Menerangi kehidupanku yang sempat gelap. Maaf, aku memang sering menyakitimu. Ternyata kau tidak sebaik apa yang selama ini kulihat. Seandainya saja kau lebih bersikap dewasa, mungkin saja kau masih bisa melihatku dan Vio hidup bahagia. Thanks to the best gift that I've ever known."

***

Flashback on

AUSTIN POV

"KAU AKAN MATI LEBIH DULU, JALANG!" Aku membiarkan David mengambil alih tubuhku.

Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, hingga aku melihat keadaan Vio yang sekarat dan aku yakin ada sesuatu yang tidak beres di sini.

David menerjang wolf Anne yang menyentak tubuhnya dengan kuat. Tapi wolf Anne tidak menyerah begitu saja. Dia mendorong David kuat dan membuat wolfku sempat terdorong kebelakang.

Aku dan David sangat marah saat ini. Dia menyentuh Luna-ku, aku yakin itu. David menggigit kaki kanan bagian depan wolf Anne, mencoba melumpuhkan serigala itu. Wolf Anne tidak tinggal diam, dia membalas dengan mencakar punggung David, membuat darah segar mengucur deras dari tubuhnya.

Ternyata kemarahan David menggelapkan matanya. Dia meraih kepala Anne dan menariknya kebelakang sekuat tenaga, tidak mempedulikan punggungnya yang sudah robek, akupun juga merasakan kesakitan akibat lukanya.

DOR

Terdengar suara tembakan dari arah belakang David. Kulihat Ari memegang sebuah pistol besar yang berisikan peluru timah yang panas. Tentu saja, menembaki wolf Anne.

David berjalan mundur, menyaksikan kematian Anne yang mengenaskan. Hatinya hancur, sekaligus puas. Hancur karena ternyata Anne memang pantas mati, dan puas karena bisa membasmi hama yang mencoba merusak hubungannya dengan Vio.

David membiarkanku mengambil tubuhnya kembali. Terlihat goresan luka sobek yang cukup panjang melintang di punggungku yang telanjang.

Secepat kilat aku meraih tubuh Vio yang lemah, mata gadis itu hampir tertutup.

"Aku mohon, bertahanlah.... Bertahanlah untukku.... Luna, please...." Aku berlari dengan cepat menuju ketempat manapun yang dapat membantunya menyelamatkan nyawa Vio yang sudah di ujung tanduk.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang