Ya, He Is Mine!!

1.8K 166 17
                                    

Vio mengetuk-ngetukkan jari-jarinya diatas meja kayu persegi dikamarnya.

Ditatapnya ponsel yang layarnya menampilkan banyak sekali notifikasi panggilan yang tidak terjawab. Beberapa kali ponsel itu berdering, namun Vio selalu menghiraukannya.

Ia dilema.

Ia tidak—ah maksudku belum mencintai Austin, tapi ia sangat membutuhkan pria itu. Sedangkan Anne adalah kakaknya—ya walaupun Vio sudah sangat membenci wanita itu, setidaknya mereka pernah membuat kenangan indah bersama— dan wanita itu mencintai Austin.

Merebut Austin dari wanita yang mencintainya bukanlah hal yang baik. Terlebih ia sendiri belum mencintai pria itu, akan seperti apa mereka nanti? Tapi kan Anne bukan wanita baik-baik. Ia lebih berbahaya daripada Vio. Tapi lagi, Anne kan sama bahayanya dengan Austin, jadi mereka serasi. Tapi lagi..... Vio tidak terima dengan pernyataan tersebut.

"Kosongkan jadwalku untuk dua minggu kedepan!"

****

AVRIL POV

Aku khawatir setengah mati.

Bagaimana aku tidak khawatir, Michael menggantikan posisi Austin untuk sementara karena adikku sedang bersenang-senang dengan si jalang itu!

Austin sekarang bukanlah dia yang dulu. Sekarang dia lebih suka meninggalkan pekerjaannya dan menghabiskan waktu dengan wanita gila itu. Alpha kami sudah terkena tipu daya Anne. Seorang rogue.

Yang bisa kulakukan saat ini adalah menatap kemesraan mereka setiap hari. Membuat mataku serasa terbakar saja.

"Hh.. Vio menolak. Kita harus meminta bantuan dengan siapa lagi?" Tanya Ari frustasi. Lihatlah, bahkan si pemberontak tidak bisa berbuat apa-apa.

Menurutku, Austin terkena hipnotis. Tatapannya selalu kosong saat menatap lawan bicara, Mike yang sangat dekat dengannyapun menjadi takut. Dia selalu mau menuruti perintah Anne, padahal setahuku Austin tidak segampang itu menuruti kemauan orang.

Aku kemudian menatap Ari sama frustasinya, "Berharap saja semoga dewi moon goddes memberikan jalan keluar." Jawabku pasrah.

Ari semakin melorotkan kedua bahunya kebawah.

"Mau bagaimana lagi? Harapan kita satu-satunya hanyalah Vio."Lanjutku.

"Apaa... Kita harus menculiknya?" Tanya Ari lebih frustasi lagi.

"Menculikku? Untungnya aku sudah disini!" Jawab riang seseorang.

Ari dan aku sama-sama kaget setelah mendengar suara riang tersebut. Kepala kami berdua sontak langsung menoleh kearah sumber suara didepan pintu.

"Luna?!!"

"Hi, girls!!" Jawab seseorang itu riang.

Walaupun Vio datang dengan mata panda, rambut agak berantakan, dan badan sedikit berisi, dia tetap cantik dimata kami. Tentu saja, dialah Luna kami yang sebenarnya.

"Oh.. Oh my goodness!" Jerit Ari heboh.

Aku langsung membekap mulutnya sebelum dia mulai menjerit lagi dan membuat Austin dan Anne datang ke kamarku. Anne bisa saja menyerang Vio jika wanita itu melihatnya yang tiba-tiba datang.

"Tenanglah, sekarang aku ada disini. Sudah buat rencana?" Tanya Vio berbisik, namun kami masih dapat dengan jelas mendengarnya.

Ia mengelus pipi gembung Mike yang tertidur dengan pelan seakan takut membangunkan anakku yang sudah seharian menangis.

"Rencana?" Tanyaku dan Ari serempak. Kami kemudian saling bertatapan dan menggeleng.

Terdengar suara kekehan Vio, "Kalian bilang ingin menyingkirkan Anne. Jika dia menggunakan otak dan sihir untuk menghancurkan Pack, maka kita harus cukup pintar dengan hanya menggunakan otak untuk menghancurkannya lebih dulu."Jelas Vio seraya tersenyum sinis. Oh.. Dia terlihat licik saat ini! Aku belum pernah melihatnya. Smirk itu sangat mirip dengan punya Austin. Mereka cocok sekali.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang