"Tapi ada satu syarat," sambung Ria. Matanya menatap kosong.
"Kita harus jujur apa adanya. Tidak boleh ada rahasia."
Tidak boleh ada rahasia. Syarat itu sengaja dilontarkan Ria agar ia bisa tahu darimana asal wajah Sebastian itu dan kenapa bisa barang Jeremiah ada dirumahnya. Mereka berdua masih dalam keadaan yang sama. Jeremiah duduk tegak sedangkan Ria menyandarkan kepalanya di pundak Jeremiah. Sudah 1 jam mereka duduk di tempat ini.
Jeremiah merasakan nafas Ria yang beraturan. Jeremiah melirik kearah Ria, gadis itu tertidur. Jeremiah perlahan menggendong Ria dan membawanya masuk kedalam mobil. Saat Jeremiah memasangkan seat belt, ia teringat akan kejadian waktu itu, tepatnya pertemuan kedua mereka.
Wajah Ria yang lucu saat ia mau mengerjainya, wajah Ria yang memerah seperti tomat, bahkan wajah panik Ria saat trolinya menabrak mobil ferrarinya. Semuanya terekam jelas dikepala Jeremiah. Kenapa? Gak ada yang tau.
***
"Selamat pagi Ria," sapa Jeremiah. "Pagi Sebastian," jawab Ria. Kejadian itu terus berlangsung setiap pagi. Ria sudah menceritakan masalahnya kepada Jeremiah darimana asal gambar itu. Untuk urusan kali ini, Jeremiah terpaksa berbohong. Ia bilang kalau wajahnya sudah seperti ini sejak lahir.
"Jalan yuk," ajak Ria. "Kemana?" tanya Jeremiah. "Ada deh!" goda Ria, membuat Jeremiah penasaran. "Ayoo," kata Ria manja. "Ya udah," kata Jeremiah yang akhirnya menurut dengan permintaan Ria. Ria berlari kegirangan menuju mobil Jeremiah. Seperti anak kecil.
Hari ini pas sebulan mereka berpacaran. Masing-masing sudah membuat hadiah untuk pasangannya, tapi dirahasiakan.
Ria mengajak Jeremiah berbelanja makanan. Bukan makanan berat, hanya seperti cemilan dan minuman. "Buat apa sebanyak ini?" tanya Jeremiah pada Ria. Cemilan dua troli?!! "Nanti kamu juga tau," kata Ria lalu membayar semua makanannya.
"Yang itu," kata Ria sambil menunjuk kearah sebuah bangunan ditempat yang lumayan sempit. Jeremiah berhenti di depan bangunan itu. "Ngapain?" tanya Jeremiah bingung. "Just follow me," kata Ria. Ria menekan klakson mobil tiga kali lalu ia keluar dari mobil itu.
"Kak Ria!" beberapa anak kecil berteriak kegirangan. Ria langung dikerumuni oleh mereka, membalas pelukkan anak-anak itu. "Apa kabar?" tanya Ria satu-satu. Jeremiah turun dari mobil. "Kak, dia siapa?" tanya seorang anak bernama Diran sambil menunjuk kearah Jeremiah. "Dia temen kakak. Kalian gak usah takut," kata Ria. "Temen atau pacar kak?" goda Indi yang sudah berumur 10 tahun itu. Ria tertawa. "Iya deh kakak ngaku. Dia pacar kakak," kata Ria.
Diran berlari mendekati Jeremiah. "Hai kak! Nama aku Diran," kata Diran sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Jeremiah membalas jabatan tangan Diran. "Aku Sebastian," kata Jeremiah berbohong. "Kakak keren," kata anak itu tiba-tiba. Baru pertama kali Jeremiah dipuji dengan wajahnya yang seperti ini. "Makasih," jawab Jeremiah. Anak-anak mulai mengerumuninya.
"Anak-anak, ayo masuk! Tian, tolong bawain belanjaan tadi bisa?" tanya Ria. Jeremiah mengangguk lalu membawa belanjaan mereka tadi. "Eh, non Ria udah datang," kata ibu Ritna. "Iya, bu. Udah lama gak jenguk," kata Ria. "Itu siapa toh ndo?" tanya ibu Ritna dengan logat jawa yang medok. "Pacarku, bu," kata Ria. "Yo wes. Ibu doain langgeng ya," kata ibu Ritna. Ria hanya bisa tertawa mendengarnya.
"Tian, ayo," ajak Ria memasuki sebuah kamar. Ria mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki kamar itu. 5 orang anak berada di kamar itu, masing-masing punya ranjang sendiri. 3 perempuan dan 2 laki-laki. Empat dari mereka sedang asik bermain, sedangkan seseorang terbaring lemah. "Kak Ria!" seru empat anak itu berbarengan. "Apa kabar, Fina, Tegar, Nila, Gusna?" tanya Ria sambil memeluk keempat anak itu. "Baik kak! Oh iya, kemarin Fina mimpi ketemu pangeran tampan," kata Fina sambil berangan-angan menjadi seorang putri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying The Beast
RomansaCopyright © 2013 by daviabelinda Hak Cipta Terlindungi © 2013 oleh daviabelinda _____________________________________________ (Sekuel Married by Accident) "Lo punya satu tahun, Je. Satu tahun, atau lo bakal begini terus selamanya." Terjebak di ruma...