"Bagaimana sekarang,,,???"
Tanya Rina begitu mereka berdua berada didalam kamar Fakhrul, Rina tampak berjalan mondar mandir sementar Fakhrul begitu tenang
"Ya tentu saja menikah,,, kau tidak dengar tadi Opa bicara apa...??" tanya balik Fakhrul
Rina membuang nafasnya kasar, menggigit jari telunjukknya, lagi lagi matanya menangkap sosok yang begitu tenang ini tengah merebahkan diri diatas ranjangnya, tenang seperti tidak ada beban sama sekali, berbeda dengan dirinya yang bingung, kalut, takut
"Fakhrul...eh maksudku Pak... Ehmm apaa..."
"Panggil Fakhrul saja..." potong Fakhrul
Rina mengangguk, kemudian duduk disebelah Fakhrul
"Apa anda yakin dengan rencana ini???" tanya Rina sekali lagi
Fakhrul menautkan alisnya, menatap Rina yang tampak begitu bingung dan gelisah, menopang kepalanya dengan kedua tangannya
"Iya,,, dan Kau jangan coba coba untuk mundur Rina,,,,!!!" ucap Fakhrul
Rina menggeleng, menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu
"Lalu bagaimana dengan maurin,,, arghhhh,,,!!! Seandai saja kita tidak bermain main tadi pasti Opaa tidak akaann,,,," Rina menghenyikan kalimatnya begitu melihat Fakhrul menatapnya setajam silet seperti itu, Rina mengerutkan keningnya bingung apa ada yang salah dengan ucapannya tadi
"Saya salah lagi yaa??" tanya Rina polos
Fakhrul mendekat kearah Rina, menarik gadis itu mendekat kearahnya
"Kau bilang apa tadi?? Bermain main maksudmu??" tanya Fakhrul mencengkeram tangan Rina
Rina mengangguk takut takut, menggigit bibir bawahnya
"Iyaa,,, just play not more,,,!!" sahut Rina
Fakhrul mengeram kesal, turun dari ranjangnya membuat Rina semakin bingung dan menggaruk garuk kepalanya
"Kenapa?? Bukankah memang benar,, Anda mencium saya juga hanya main main kan,,, semuanya hanya permainan Fakhrul yang suatu saat akan berakhir,,, kau sudah mempunyai maurin dan aku hanya mainanmu saja,,, tidak lebih,,," desis Rina terkekeh
Fakhrul menggertakkan giginya, kembali mengeram kesal, sekaligus sedikit tersindir oleh ucapan Rina yang terasa memukul hatinya, Fakhrul menatap Rina nanar gadis polos, sekretaris kecilnya yang sudah berapa kali diciumnya, dicbunya, yaahh memang semua salahnya seandainya saja dia bisa mengontrol diri
Maurin,,,maurin,,, wanita itu Rina benar maurin adalah pacarnya tapi bagaimana perasaannya terhadap Rina?? Apa Fakhrul mencium Rina hanya karena gadis ini selalu menentangnya, ataukah perasaan apa ini?? Simpatik atau hanya kagum??
"Hhhhhhhh,,,, Ya Sudahlah,,, anggap saja aku berbalas budi akan kebaikan Opamu selama ini,, kalau tidak karena Opaa mungkin aku tidak akan bisa sekolah dan kuliah ditempat yang berkelas,, dan bekerja di Abraham Company,,," desis Rina pilu
Lagi lagi Fakhrul hanya terdiam, berjalan kearah cendela kamarnya membuang mukanya
"Lakukan apapun yang kau mau Fakhrul,, kita akan menikah besok,, aku akan menjadi isterimu sesuai dikontrak itu,,, seperti kemauan Opaa,,, dan aku tidak akan melarangmu berkencan dengan kekasihmu,,," ucap Rina panjang lebar
Fakhrul masih tak bergeming, dia tidak bisa seperti ini, awalnya dia memang sangat tidak menyukai akan gadis kecil ini, sekretarisnya yang menyebalkan, keras kepala, dan selalu menentangnya tapi seiring berjalannya waktu dan kebersamaan meraka, fakhrul menyimpan sesuatu pada gadis ini
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKING LOVE
RomansaCinta,,, cinta itu seperti jailangkung datangnya tiba tiba, dan tak terduga,, tak mengenal kasta dan usia. Orang bilang cinta itu datang dari pandangan pertama, tapi tidak bagi seorang Fakhrul Abraham justru laki laki manis ini menganggap cinta itu...