Delapan belas

1.1K 82 1
                                    

Sorry for typo(s), gajeness, etc.
Enjoy x

12 November 2015,

"Dinaaaahhh gue ada gosip baru! Masih anget!" seru Farha saat memasuki kelasku.

Aku menggeleng melihat kelakuan sahabatku yang satu itu. "Lo itu sekolah buat belajar atau nyari gosip sih?" tanyaku sok ketus.

Ia berkacak pinggang lalu mengambil posisi di kursi sebelahku. "Ya buat belajar lah. Nyari gosip itu kerjaan sampingan" jawabnya dengan sangat pede

"Alibi" aku mengalihkan pandangan ku keluar jendela. Nilai plus untuk bangku yang berada di dekat jendela.

"Lo yakin gak mau dengerin gosip gue?"

Aku segera menoleh antusias. "Mau kok. Ayo cerita"

Ia menghela napas dalam. "Lo gak boleh mikir macam macam ya. Gue ngasih tahu ini ke lo cuma biar lo tau aja. Gue gak niat bikin kalian musuhan atau apalah itu" cerocos Farha tanpa jeda.

Dahiku mengkerut mendengar perkataan Farha barusan. Siapa yang ia maksud kalian?. Aku hanya mengangguk padanya.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraannya. "Wanda suka sama Reynand."

Aku membulatkan mataku mendengar pernyataan barusan. "Lo tau darimana?" tanyaku ragu.

Ia mendecak."Ah elah lo kayak gak tau gue aja. Apa sih yang gak diketahui oleh seorang Farha?"

Memang benar. Farha selalu tau berita apapun itu. Mulai dari yang penting hingga yang tak penting. Entah itu berita anak ipa, atau anak ips. Tak terkecuali berita senior dan junior.

"Lo yakin?" tanyaku sekali lagi.

"Lo gak percaya? Gue punya banyak bukti." Ia memberi jeda.

"Pertama, Wanda selalu menghindar kalo ngeliat Reynand lewat di depan kelas lo. Lo inget waktu itu kita lagi berdiri di depan, dan tiba tiba Rey lewat. Wanda langsung pergi gitu aja kan?"

Aku mengangguk paham.

"Kedua, gue selalu liat dia modus ngintip Reynand lewat celah jendela. Ini bukan sekali dua kali, tapi tiap hari"  lanjutnya.

"Ketiga, kemaren Rena ngasih permen yang ada tulisan I Love You nya ke Rey sambil bilang kalo permen itu dari Wanda." terangnya lagi.

"Okay, gue ngerti sekarang. Artinya gue punya saingan baru." Aku menatap keluar jendela sekilas.

Farha mengangguk, lalu merogoh sakunya dan menyodorkan sebuah permen padaku.

Tidak, itu bukan permen bertuliskan I Love You.

Aku langsung menyambar permen tersebut. "Jadi gue harus ngapain Ra?" tanyaku bingung.

"Lo gak usah ngapa ngapain. Cukup lanjutin perjuangan lo, deketin Reynand dengan cara lo sendiri. Dan jangan pernah berupaya buat bikin Wanda cemburu-"

Aku memotong penjelasannya."Lho? Kenapa? Bukannya itu bakal bikin dia mundur ya?"

Ia menggeleng mantap. "Gak. Wanda bukan orang yang bisa mundur gitu aja. Kalo lo berusaha buat bikin dia cemburu, yang ada justru lo bikin Reynand menyadari keberadaan Wanda."

Aku merutuki diriku sendiri dalam hati. Aku hampir saja melakukan hal bodoh. Farha memang selalu bisa diandalkan.

"Oke deh. Gue bakal ngikutin panduan lo itu. Tapi, temenin gue ke kantin yuk. Gue pen es krim" rengekku sambil menarik lengannya.

"Yaudah ayo. Gue juga laper. Baru tau ngomongin orang bisa bikin laper" guraunya, disusul tawa kami bersama.

A/n
Sorry and Thank You.

Unrequited Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang