Kualihkan pandanganku yang mulai kabur oleh air mata dari wajah suamiku. Aku tidak mau bicara dengannya. Aku takut akan penolakannya terhadapku. Aku takut dia akan berkata bahwa dia akan meninggalkanku. Tidak, aku tidak mau kehilangan dia dan mingyu.
Kupastikan mingyu masih tertidur lelap, dan aku berjalan menuju kamar tidurku. Pintu kamar ku kunci dan kubuang kuncinya di sisi tempat tidur.
Lututku mulai bergetar, napasku memburu, dan kepalaku mulai pusing. Kurebahkan tubuhku di tempat tidur dan ku tutup mataku dengan kedua lenganku. Kurasakan lengan bajuku mulai basah oleh air mataku.Terdengar suara ketukan di pintu kamarku "Hani-ah....sayang...buka pintunya..." Tidak, tidak akan pernah kubuka lagi pintu kamar ini.
"Sayang...jeonghan-ah... Kumohon buka pintunya...kita harus bicara..." Tidak seungcheol-ah, karena aku tau, saat ku buka pintu itu, kebahagianku akan berakhir.
Tidak terdengar lagi suara ketukan. Tapi tiba2 ada suara kunci membuka pintu. Ya Tuhan, aku lupa. Sengcheol selalu meletakkan segala kunci cadangan di atas lemari piring kami. Aku tidak akan membiarkan dia berhasil membuka pintu kamarku ini. Saat beranjak dari tempat tidur, dan saat aku hampir tiba di pintu untuk mencoba menahannya, pintu kamarku mulai terbuka, dan di sana aku berhadapan dengan suamiku yang berwajah merah menahan marah.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau menguncinya?"
"Karena aku tidak mau melihat wajahmu!!!!" Kuberanikan diri untuk membalas tatapannya. "Aku tidak ingin melihatmu dan mendengar segala caci makimu untukku, aku tidak mau mendengar bahwa aku bukanlah istri dan ibu yg baik, aku tidak ingin mendengar betapa kamu sungguh memuji-muji istri pertamamu, dan terutama aku tak ingin mendengar bahwa kamu akan menuruti nasihat mama mu..."
"Dengar..jeonghan-ah....."
"Tidak, aku tidak ingin mendengar apapun dari mulutmu." Kututup erat kedua telingaku.
"Ada apa denganmu?!!!" Dihentaknya kedua lenganku yang kugunakan untuk menutup telinga. Aku terhuyung ke pelukannya. Tak sengaja aku mencium aroma tubuhnya yang sangat kusukai, aroma tubuh yang selalu kucium setiap kali dia memelukku saat tidur.
Hal itulah yang membuatku sadar bahwa aku tidak sanggup melepasnya. Jika aku terus ada di pelukannya, aku tau bahwa dia akan mengatakan bahwa dia harus meninggalkanku. Aku tidak mau mendengarnya, aku harus menghindarinya.
Kudorong dengan sekuat tenaga dada suamiku, dan tanpa lengannya melingkar di pundak dan pinggangku, tubuhku kehilangan keseimbangan. Tubuhku terbanting cukup keras ke lantai. Kurasakan rasa sakit luar biasa di tubuhku bagian bawah.
Aku berusaha bangun. Lengan suamiku kembali membantuku. Dan saat aku sudah berhasil berdiri, aku melihat warna merah. Darah mengalir dari sela2 kakiku. Oh God.
End of Chapter 5
KAMU SEDANG MEMBACA
JEONGCHEOL'S LIFE - Private
Fiksi Penggemar"Di dunia ini tidak ada yang namanya hidup yg sempurna, dan kali ini hal tersebut menimpa keluargaku." My first Jeongcheol Fanfiction YAOI (No Gender Switch) MPREG Pairing: Seungcheol x Jeonghan ^^