Chapter 9

22.7K 1K 11
                                    


Lihat di mulmed, itu jas baruku di sekolah. Gimana? Bagus ga? Im kinda addicted to this.

Oiya! Makasih banget buat votes and comments nya di Chapter 7. Aku kaget banget waktu liat votesnya udah lebih dari 20 dalam waktu kurang dari sehari.
Pengennya sih di Chapter ini dpt votes lebih tinggi. hehe

Maaf juga semakin hari semakin sibuk, jadi gak bisa update cepet. Sibuk sekolah sama main, maklum lah High School:))))

Enjoy!

----------------------------------------------

Sudah 2 hari aku tidak boleh keluar rumah. Mami sama Papu melarangku untuk keluar rumah semenjak kejadian aku mengunjungi rumah Dilan. Ugh! Harusnya waktu itu aku pulang saja, batinku.

Papi juga jadi jutek sama aku. Entahlah. Mami juga jadi tidak cerewet. Dilan? Dia seperti biasa, menghilang seperti ditelan bumi.

Kalian pikir saja, aku sebentar lagi mau menghadapi Ujian Nasional. Dan sudah 2 hari ini aku tidak masuk karena dilarang oleh Mami Papi untuk keluar rumah. Konyol!

Ini semua gara-gara kejadian waktu itu. Kejadian waktu dirumah Dilan.

Flashback

Aku ragu untuk membuka pintu kamar Dilan. Eung. Masuk gak ya?

Tiba-tiba otakku berpikir yang aneh-aneh.

Gimana kalau Dilan gituan sama cewek lain?!
Gimana kalau ternyata Dilan selingkuh?!

Dengan keberanian yang ternyata hanya bertahan sebentar, aku membuka pintu kamar Dilan.

"AAAAAAAAAAAAAAA" teriakku sambil menutup mataku dengan tangan.

Sedang asyik berteriak, tiba-tiba ada tangan besar membekapku dan mendorongku lebih masuk ke kamar Dilan. Aku belum berani membuka mata.

"Sst! Diem! Jangan teriak!" ujar suara itu. Dia membentakku. Tunggu! Itu kan bukan suara Dilan. Aku dengan perlahan membuka mata.

Terlihatlah seorang cowok, ehm ganteng. Tapi aku belum pernah melihatnya. Dia siapa? Apa jangan-jangan dia yang mau maling kali ya?!

"Lo siapa?!" tanyaku pada dia. Aku melihat sekeliling, bener kok ini kamar Dilan.

"Lah?! Gue dong yang harunya nanya siapa lo?" tanya dia balik.

"Gue Hanna" ujarku sambil gemeteran mengingat aku mendengar suara desahan sebelum masuk kesini. "Lo ngapain dikamar Dilan?" tanyaku.

"Dilan? Maksud lo Arik?" tanya cowok itu balik. Oh aku hampir lupa kalau Dilan dulu dipanggil Arik. Lalu, aku mengangguk. "Gue sepupunya Arik, jadi gue ada disini. Lo ceweknya?"

"Iya, terus kenapa.... ta..tadi ada suara aneh?" tanyaku gugup. Okey! Aku ini cewek dan aku sedang membicarakan 'desahan' dengan cowok yang bahkan aku gak kenal.

"Itu video. Lo jangan teriak lagi, Dilan sama Ibunya lagi di halaman belakang" ujar cowok itu. Lalu mengambil ponselnya lagi, dan menyetel video itu lagi.

D I L A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang