Chapter 14

20.2K 886 17
                                    

semoga kalian ngerti ya bahasa inggrisnya hehe.

terus disini juga gak bakalan ada Dilan. ini nyeritain hidup Hanna di Kanada sebagai mahasiswa.

enjoy.

---------------------------------------------

"Hanna? Apa kabar dia?" tanya seseorang

"Baik,"jawab Jihane

"Gue udah lama gak kabar-kabaran sama Hanna. Terakhir itu pas dua bulan setelah berangkat"

"Gue kira kalian berdua masih pacaran," ujar Jihane, hanya dijawab dengan gelengan kepala.

"Gue juga terakhir kontakan sekitar 6 bulan yang lalu. Terus, karena gak ada topik selain 'apa kabar' jadi kita jarang kontakan, terus lama-lama enggak deh" ujar Jihane sambil membayangkan keadaan Hanna disana. Kenangan bersama Hanna memang indah dan pahit.

"Gue kangen Hanna," ujarnya sambil tersenyum mengingat kenangan tentang Hanna.

"Gue denger dia bentar lagi mau lulus, dia udah semester akhir. Dan gak tahu bakal balik atau lanjutin S2" ujar Jihane.

"Dia harus pulang, atau enggak gue yang jemput,"

"Lo masih ngarep sama Hanna?"

***

2 tahun yang lalu...

"Sayang, kapan kamu lulus?" tanya Mami kepadaku. Yap! Mami sedang berkunjung ke apartemenku di Vancouver.

"Cmon, mom! Hanna baru satu tahun disini" ujarku pada Mami. Kami sekarang sedang makan siang di sebuah restoran china di tengah kota Vancouver.

"Mami capek bolak - balik terus tiap bulan. Mungkin ini terakhir kalinya Mami kesini" ujar Mami.

"What?! Are you kidding me? Mami kenapa gitu, sih?" tanyaku

"Gak apa apa. Mami cuma gak mau habisin uang cuma buat kesini doang" ujar Mami dengan tenang.

Gosh! Bagaimana aku bisa tenang, Mami tidak akan mengunjungiku untuk 2 tahun kedepan.

"Terserah"

***

"Hanna," panggil seseorang saat aku sedang mengambil buku di loker dan berencana menuju perpustakaan.

Aku berbalik dan menemukan Bridgit. "Hanna, don't forget to come to my house tomorrow at seven, alright?" ujar Bridgit

"Oh, alright. You got me"

"Uhm, don't forget to bring the boy" tanya Bridgit, dia seorang Latinos yang berambut hitam legam sama seperti kita, tapi lebih sexy.

Bridgit selalu suka jika aku sudah bersama temanku yang bernama Khalil. Dia bilang Khalil itu cowok banget, kulitnya tanned, tubuhnya tinggi, walaupun dia asli Indonesia tubuhnya tinggi seperti anak - anak disini. Tidak seperti aku..

Dan aku mempunyai kebiasaan baru yaitu, lupa. Jadi, biar tidak lupa aku akan memberi tahu Khalil sekarang lewat sms.

To: Khalil Salim

D I L A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang