Chapter 13

19.8K 1K 56
                                    

Disini bakal habis-habisan!
Disini gak cuma tema percintaan, tapi juga konflik keluarga.
Disini mungkin bakal tidak sesuai harapan.

Enjoy!

---------------------------------------------

Hanna's POV

Kalau ditanya apa alasanku mendaftarkan diri di Kanada? Banyak sekali, salah satunya untuk menghindari Dilan.

Tapi itu planku dulu. Aku kira kami akan berpisah baik-baik. Tapi ternyata, kami berpisah tidak secara baik-baik. Bahkan aku belum memberitahu kepergianku kepada Dilan.

Aku ingin menghindari Dilan karena aku tahu jika kami menjalani hubungan jarak jauh, tidak akan berjalan dengan lancar.

Bayangkan saja, saat aku disini saja Dilan masih bisa-bisanya tidak menganggapku didepan Della.

Bukan, Dilan itu bukan cowok yang gak baik,. Dia sangat baik. Tapi aku hanya meragukan kesetiannya.

Dan, di umur seginipun aku tak seharusnya memikirkan percintaan. Jalan hidupku masih panjang untuk memikirkan hal itu. Aku harusnya memikirkan studiku.

Hari ini, aku kembali ke Indonesia setelah mengurus semua keperluanku di Kanada.

"Mami," panggilku saat aku sudah memasuki rumah ternyaman didunia ini. Tak lama seorang wanita paruh baya berumur 40 tahun menghampiriku.

Aku memeluk Mami dengan erat, Mami pun membalas tak kalah erat. Walau baru seminggu aku tak bertemu dengan Mami, rasanya seperti 1 tahun.

"Mami, aku udah kangen aja" ujarku

"Haduh, baru seminggu aja udah kangen berat, gimana nanti pas kuliah?" tanya Mami sambil menggiringku ke sofa di ruang tamu.

"HUA! Pokoknya Mami harus jengukin aku sering - sering" ujarku mulai sesegukan. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa Mami. Sebab, aku disini apa-apa Mami yang urus, seperti mencuci dan menyetrika baju, memasak, bahkan sampai bangun pun aku masih harus dibangunin.

"Iya, sayang. Kamu kan anak satu-satunya. Gak mungkin Mami gak rindu sama kamu," ujar Mami sambil memelukku erat.

"Mami, gimana kalau Hana sekolah disini aja?" akhirnya aku berani untuk menanyakan hal ini.

"Lho? Kan sekolah di luar negeri itu impian kamu, sayang. Kenapa jadi tiba-tiba pengen sekolah disini?

Dengerin Mami, jangan karena mami papi jauh sama kamu, kamu harus ngerelain kamu miss salah satu impian kamu. No, honey. Kami bekerja dan hidup sekarang ini hanya untuk kamu.

Jadi, jangan ragu kalau kamu ingin mencapai impian kamu. Kami selalu dukung, Hanna." ujar mami tambah lebar yang ujung-ujungnya tambah membuatku menangis.

"Tapi, Ma. Hanna gak yakin bakal bisa ngurus semuanya sendiri. Hanna kan manja banget" ujarku

"Ya, makanya belajar dong dari sekarang. Cobain dulu dari bangun pagi sendiri. Tapi, kalau udah disana pasti bisa deh soalnya kepaksa" ujar Mami.

"Hanna juga gak bisa jauh sama Mami Papi" ujarku

"Pasti bisa, sayang. Papi Mami bakal sesring mungkin jenguk kamu, tapi mungkin gak sesering bertemu seperti sekarang" ujar Mami menasehatiku.

D I L A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang