Chapter 5

25.7K 1.2K 49
                                    

add: (@)ggd0769b
----------------------------------------------

Dering telpon terus berbunyi. Entah itu telpon, sms, line, whatsapp, bbm.  Dan itu semua dari Dilan.

Salah kalau aku gak ingin ketemu Dilan untuk saat ini?
Salah kalau aku gak ingin berhubungan dengan orang bernama Dilan untuk saat ini?

"Han, ada Dilan dibawah," ujar Mami  tanpa membuka pintu kamarku. Untuk apa Dilan kesini.

Karena aku masih punya rasa sopan santun terhadap tamu, aku menuju ke ruang tamu. Dia disana.

Dilan.

"Han," Dilan berdiri dari duduknya begitu melihatku. Lalu, dia duduk kembali setelah aku duduk juga.

"Ada apa ya?" tanyaku seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Aku minta maaf, Han. Aku sam..." ucapan Dilan terpotong oleh panggilan Mami.

"Hanna, Mami pergi dulu ya sama Papi. Dilan, maaf ya Tante gak bisa temenin nih" ujar Mami yang sudah berganti pakaian dengan dress hitam. wuih gaya. Lalu, Mami pergi bersama Papi entah kemana.

Ini keadaan yang lebih aku tidak suka. Kenapa? soalnya dirumah ini hanya ada kami berdua. Yah, aku cuma takut dia ngapa-ngapain.

"Han, aku jelasin yang kemarin. Oke aku ngaku kalau aku masih ada rasa sama Della" deg. Stop Dilan, kalimat pertama kamu aja udah bikin aku mau nangis. "Tapi aku lebih sayang sama kamu"

Apa? Dia berani bilang sayang setelah ngaku kalau dia punya rasa sama Della?

Aku menarik napas dan menghembuskannya. "Mending sekarang kamu pulang, Dilan"

Aku berdiri dengan tujuan supaya Dilan juga berdiri dan mempersilahkan Dilan keluar.

"A..aku minta maaf, Han" ujar Dilan saat berjalan menuju pintu keluar. "Aku udah maafin kamu kok"

Akhirnya Dilan sudah pulang. Aku memejamkan mata seolah ingin menguatkan diriku sendiri atas apa yang terjadi. Cmon, hidup lo bukan cuma untuk Dilan, Han, ujarku dalam hati.

Aku mencari-cari ponselku, dan mencari kontak line bernama 'Farel'. Sebenarnya aku gak yakin dengan ini. Tapi sungguh, aku hanya butuh teman.

***

Aku sekarang berada di cafe di daerah tidak terlalu jauh dari rumah. Aku sedang menunggu seseorang yang menyebalkan karena dari 1 jam yang lalu dia menbuatku menunggu sendirian disini.

"Never thought a good actor in Indonesia doesnt have a clock" ujarku saat Farel datang dan duduk didepanku dengan santai.

"Is it too late now to say sorry?" tanya Farel sambil memanggil pelayan cafe ini.

"Stop singing, you sounds like a chicken"

Setelah memesan makanan dan minuman, Farel menatapku dengan menarik alisnya ke atas.

"So, what's that?"

"Pusing gue," ujarku sambil memijat keningku.

"Lo minta temenin ke gue cuma buat bilang 'pusing gue'. Man! Minum obatlah" Aku semakin pusing melihat Farel terus berceloteh dengan gaya sok rapper-nya yang enggak banget.

"Gue mau ikut acara 'Katakan Putus'"

***

D I L A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang