Why?!

7.4K 258 0
                                    

Sekarang apa lagi Ya Tuhan?
Kenapa cobaan terus berdatangan kepadaku?!
Sakit rasanya mendengar berita itu.
Aku sudah mengandungnya selama 6 bulan!
Tapi kenapa,kenapa kau ambil Anakku Ya Tuhan!!!
Apa aku tidak pantas merasakan apa yang bisa Perempuan lainnya rasakan?!
Aku ingin memiliki Anak!, tapi kenapa saat aku memilikinya Engkau malah mengambilnya dariku!
Apa karena Aku Perempuan yang tidak baik?
Kenapa tak kau ambil saja Nyawa-Ku?! Kenapa harus Bayi-Ku?!!!

"Ssttt.. Loui tenanglah" Deva mencoba menenangkanku.

"Ini salahku! Aku tak menjaganya dengan baik, Maafkan Mamamu yang tak becus menjagamu ini Baby" Ucapku sambil terus memegangi perutku yang sudah tidak ada isinya lagi. karena sudah diangkat oleh Dokter.

"Ini Kecelakaan Loui, ini bukan sepenuhnya salahmu Sayang. Ini juga salahku tak menjagamu dengan baik" Sangkal Deva

"AKU BENCI DIRIKU!!!!! AKU BENCI!! BENCIII!!"

Deva POV

"Ini salahku! Aku tak menjaganya dengan baik, Maafkan Mamamu yang tak becus menjagamu ini Baby" Ucap Isteriku sambil terus menerus memegangi perutnya.

"Ini Kecelakaan Loui, ini bukan sepenuhnya salahmu Sayang. Ini juga salahku tak menjagamu dengan baik" Sangkalku

"AKU BENCI DIRIKU!!!!! AKU BENCI!! BENCIII!!" Teriak Louisa sambil terus memukuli perutnya.Aku pun menekan belnya agar Dokter segera keruangan ini.

Saat Dokter sudah datang Dokter segera menyuntikkan obat bius agar Louisa tak melukai dirinya lagi.

Sungguh hatiku seakan-akan tersayat saat mendengar ucapan demi ucapan yang dilontarkan Louisa. Dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri karena tak becus menjaga Anakku.

Sebenarnya akulah yang tak becus menjaga isteri dan anakku.
...

Louisa POV

"Tuhan, sebenarnya apa salahku? Apa aku belum bisa menjadi ibu yang baik untuk anakku? Kenapa Kau ambil? aku ingin sekali merasakan baby digendonganku. Aku sebagai calon ibu yang tak becus menjaga anaknya, Aku yang telah menyebabkan anakku meninggal. kenapa bukan Aku saja yang mati Tuhann!! Kenapa?!!

"Louisa makanlah dulu, hanya beberapa suap saja agar kau tak sakit Loui" Ucap Deva membujukku agar aku makan.

"Loui ayolah makan aku tak mau jika kau sakit"

"Loui.." Lirih Deva

"Aku.. aku tak ingin memakannya Dev" Jawabku

"Satu suap saja Loui" Mohon Deva

"AKU BILANG TIDAK YA TIDAK!!" Teriakku sampai-sampai Deva tercengang mendengarnya

Ya tuhan, apa yang aku lakukan? Kenapa aku membentaknya? Deva maafkan aku.

"Dev, sebaiknya kau ceraikan saja aku. Aku tak yakin bisa jadi yang terbaik untukmu,"

"Kamu itu ngomong apa sih Loui? Aku tak akan pernah menceraikanmu" Tegas Deva

"Tapi, ak.. aku telah membunuh calon anakmu, aku ini pembunuh Dev, Sebaiknya tinggalkan aku sebelum nantinya aku mengecewakanmu"

Saat aku telah selesai mengucapkannya Deva memelukku dengan sangat erat

"Loui, ini bukan salahmu sayang, ini takdir. kau jangan pernah mengatakan bahwa kau yang telah membunuh anak kita." Ucap Deva dengan suara bergetar

"Aku pembawa sial"

"Loui, bisakah kau berhenti mengucapkan itu?! kau harus ikhlas Loui, anak kita sudah tenang dialam kuburnya. dia akan sedih jika mamanya terus-menerus seperti ini. Dibalik kejadian ini pasti ada hikmahnya, kita harus maju kedepan. lupakan yang sudah terjadi, itu sudah berlalu. Lupakanlah.."




Hai haiiii.... Aduh maaf yaa baru lanjut handphone aku lagi rusak, ini juga buka akun dilaptop

maaf yaa, maaf juga kalo chapter ini super duper mini.

ini juga baru selesai ngerjain tugas ekonomi baru banget selesai, kalian mau tau gk? aku gk tidur sampe waktu sahur lho.. (curhat)

Marhaban Ya Ramadhan

Salam Ciumm,

Devfita Ramdani Putri

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang