ix. Neun

188 27 9
                                    

"Right now i can't see straight. Intoxicated it is true, when i'm with you."

dRuNk [2016], Zayn Malik

ix. Neun

      SORAK para tamu undangan begitu ramai memenuhi gedung putih ini, menunggu jawaban dari gadis bergaun putih yang wajahnya merah merona, begitu kentara. Sedangkan lelaki berjas hitam di depannya, yang menjadi pangeran untuk semalam ini, sedang tersenyum miris karena seorang gadis di ujung sana yang menjadi salah satu tamu undangan penting, sedang menahan tangisannya.

"Yes, of course." Ucap gadis itu sambil berbinar-binar.

      Sedangkan Regen, lelaki yang berada di hadapannya, lagi-lagi tersenyum miris, lebih miris dari sebelumnya. Saat itu pula, matanya langsung mencari gadis itu. Yang dia temukan hanyalah sebuah jarak kosong. Gadis itu menghilang, meninggalkan sebuah tangis yang tersembunyi.

      Dia berlari, dan menangis sedalam-dalamnya. Sebuah tangan menepuk pundaknya, "Kamu tidak boleh mencintainya." Ucap lelaki itu lalu menyeretnya masuk ke dalam mobil hitam. Dan tersadarlah dia bahwa mencintainya adalah sebuah kesalahan.

      "Regen.. Regen.. Regen," dan gadis itu bangun, mengakhiri mimpinya yang begitu aneh. Dia melangkah keluar dari kamarnya, dan menemukan lelaki itu sedang memasak sambil bernyanyi.

      Hanya mimpi, Kala. Bisiknya. Toh saat ini, Regen masih ada di sini. Sambil memasak dan bernyanyi. Tak ada yang perlu dikhawatirkan.

      Seperti besi yang tertarik oleh magnet, Kala mendekati Regen yang sibuk dengan spatulanya tanpa berpikir dua kali. Gadis itu sepertinya masih setengah sadar. Kala berdiri di belakangnya tepat, sambil sesekali menguap dan menutup matanya. Sampai lagu yang dinyanyikan Regen sudah tidak terdengar di telinganya, dia masih berdiri di belakang Regen. Tanpa dia tahu, pada detik berikutnya, Regen berbalik.

"W-whoa.." Mendengar teriakan Regen, Kala tersadar dan ikut berteriak, "Aaaa!" Lalu terjatuh karena jaraknya dan lelaki itu sangat dekat. Gadis itu meringis kesakitan.

"Ah," sebelum dia terjatuh, Kala sangat berharap bahwa lelaki itu dengan sigap menahannya agar tidak terjatuh. Sayangnya, mungkin hanya ada dalam sinetron.

Regen berjongkok, lalu menarik tangan Kala, dan membantunya untuk berdiri. Lalu Regen membantunya berjalan menuju sofa.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya lelaki itu saat Kala duduk di atas sofa.

Kala tersenyum, "bohong banget sih, kalo ga sakit," regen tertawa kecil mendengar ucapan Kala. Gadis itu juga ikut tertawa.

"Kamu tunggu di sini." Ucap Regen yang lalu meninggalkan Kala sendiri di ruang tengah.

Tidak lama kemudian, Regen kembali dengan dua piring nasi goreng. "M-maaf aku hanya bisa membuatkanmu nasi goreng." Ucap lelaki itu sambil tersenyum ragu.

Kala tersenyum penuh. "Segitunya banget sih lo. Gue suka nasi goreng kok." Regen bernapas lega.

Kala menyendok nasi gorengnya yang tanpa dia sadari masih berasap. "Uhuk! Uhuuk!" Dia pun tersedak. Regen yang berada di sampingnya, langsung berlari menuju dapur, dan mengambilkannya air putih. Gadis itu langsung meminumnya.

Hujan di Negeri 1001 LaranganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang