***
Sudah sekitar 2minggu Rafa tidak masuk sekolah. Disekolah terasa sepi. Bianca menjadi kesepian, tetapi bukan berarti ia tidak mempunyai teman. Ia memiliki banyak teman, hanya tidak seperti Rafa.
Untuk menghilangkan kegalauannya, ia memutuskan pergi ke Ruang Musik seperti biasanya untuk mencari suasana yang tenang.
Sesampainya di Ruang Musik, ia langsung menuju sudut ruangan lalu mengambil gitar dan langsung memainkannya.
'I found myself dreaming
In silver and gold
Like a scene from a movie
That every broken heart knows
We were walking on moonlight
And you pulled me close
Split second and you disappeared
And then I was all alone'
'I woke up in tears
With you by my side
A breath of relief
And I realized
No, we're not promised tomorrow'
Dan lagi. Ada seseorang yang masuk ke dalam Ruang Musik dan ikut bernyanyi dengan Bianca. Tak asing dengan suaranya. Ya, benar. Itu, Rival.
'So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
And I'm gonna hold you like I'm saying goodbye
Wherever we're standing
I won't take you for granted
'Cause we'll never know when, when we'll run out of time
So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
I'm gonna love you like I'm gonna lose you'
"Ketemu lo lagi Bi." ucap Rival.
"Iya Val, gue emang suka disini. Lo ngapain disini? Lo mau kemana?" tanya Bianca.
"Gue emang nyari lo, Bi." jawab Rival dingin.'Rival? Nyari gue? Gue mimpi, pasti.'
"Lo? Ngapain nyari gue?" tanya Bianca kaget.
"Gue mau nanya sama lo, Bi." jawab Rival santai.
"Tanya apa?" ucap Bianca.
"Lo pacaran sama Rafa?" tanya Rival yang membuat Bianca sedikit kaget.
"Pacaran? Sama Rafa?" tanya balik Bianca.
"Iya Bi," balas Rival.
"Enggak, Val. Gue gak pacaran sama Rafa." jelas Bianca.
"Tapi lo deket banget Bi sama dia." ucap Rival.
"Iyalah, gue deket. Gue sama dia kan sahabat, dari smp." jelas Bianca.
"Lo beneran gak pacaran sama Rafa?" tanya Rival.
"Enggak, Val. Kenapa sih?" tanya Bianca penasaran.
"Gak apa-apa Bi, gue nanya doang kok." balas Rival.'ngapain Rival nanya kayak gitu? Yang jelas cuma iseng. Gak usah baper, Bi."
"Oh. Iyaudah, Val." balas Bianca.
"Oh iya, Rafa kemana Bi? Udah 2minggu ini gue gak liat dia." tanya Rival.
"Gak masuk Val, dia sakit. Dirawat." jelas Bianca.
"Kok gak ada yang bilang?" tanya Rival.
"Ya kan kelas lo sama kelas gue beda jurusan. Jadi gak ada info gitu," jelas Bianca.
"Nanti pulang sekolah jenguk dia yuk, Bi?" ajak Rival.
"Kalo hari ini gue ada kerja kelompok Val," jawab Bianca.
"Terus lo bisanya kapan?" tanya Rival.
"Nanti gue kabarin Val." jawab Bianca.
"Oke Bi, lo chat gue aja ya." perintah Rival.
"Oke Val." jawab Bianca.
"Lo gak mau ke kelas?" tanya Rival.
"Iya, ini mau ke kelas. Lo sendiri?" jawab Bianca.
"Sama. Yaudah yuk bareng." ajak Rival.
"Oke," balas Bianca.
.
.
.
.
"Gue masuk duluan ya, Val" ucap Bianca.
"Iya Bi," balas Rival.
"Bye!" ucap Bianca sambil melambaikan tangannya, lalu tersenyum kecil.
"Bye." balas Rival dengan membalas senyum Bianca.***
Tettttt.
Bel pulang sekolah.
"Lo pulang sama siapa Bi?" tanya Rival tiba-tiba.
"Rival? Gak tau Val, paling naik Taxi." jawab Bianca.
"Lo bareng gue aja." ajak Rival.
"Gue kan mau kerja kelompok," balas Bianca.
"Iya gue anterlah, Bi." ucap Rival.
"Gue ke gramedia aja deh, Val." jelas Bianca.
"Yaudah Bi, gue anter." ucap Rival.
"Gak ngerepotin?" tanya Bianca.
"Enggak Bi, santai aja." jelas Rival.
"Bener?" tanya Bianca lagi.
"Iya Bi. Naik." perintah Rival.
"Oke." jawab Bianca singkat.
.
.
.
.
.
"Abis ini lo mau kemana Bi?" tanya Rival.
"Pulang, Val. Gue udah dapet bukunya semua." jelas Bianca.
"Lo gak laper?" tanya Rival.
"Laper sih, tapi-" ucapan Bianca dipotong oleh Rival.
"Udah temenin gue aja yuk. Gue traktir," ajak Rival.
"Kemana?" tanya Rival.
"Kemana aja terserah lo," jawab Bianca.
"Yaudah yuk, ikut gue." ucap Rival. Rival langsung menggenggam tangan Bianca, lalu menuju cafe yang akan didatanginya.'tangan gue ditarik Rival, Raf. Raf, gue butuh elo buat cerita. Sekarang. Rafaaaaa'
"Udah kenyang?" tanya Rival.
"Udah Val, pulang yuk? Udah mau malem. Ntar gue dimarahin Bunda gue," ajak Bianca.
"Oke." jawab Rival.***
"Lo mau mampir dulu?" tanya Bianca.
"Gak usah, Bi. Ntar kalo kemaleman gue juga dimarahin Bunda gue." jelas Rival.
"Yaudah Val. Makasih banyak ya, hati-hati." ucap Bianca.
"Oke Bi. Sama-sama Bi. Titip salam ya buat Bunda lo, bye." jawab Rival.
"Oke, Val. Bye." ucap Bianca. Tak lupa ia memancarkan senyumnya. Dan tak lupa juga Rival membalas senyum Bianca.'baru pertama kali gue jalan sama dia. Pertama kalinya juga gue dianter kerumah. Makasih Val. Gue seneng banget,'
"Lo jadian sama Rival, dek?" tanya bang Eza.
"Bang? Please deh," jawab Bianca malas.
"Gue kepo nih dek. Lo jadian? Hebat lo, baru kemaren cerita ke gue galauin dia eh sekarang udah dapet," ucap bang Eza panjang lebar.
"Enggak bang, gue belum jadian sama dia. Doain aja, hehe." jelas Bianca.
"Yeee elo, yaudah gih ke Bunda dulu. Lo dicariin sama Bunda daritadi." ucap bang Eza.
"Oke, bang Eza." jawab Bianca.***
Vote & Comment!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Feel
Teen FictionMenunggu itu tidak enak. Tidak juga menyenangkan. Bahkan dibenci oleh semua orang. Menunggu juga dapat menjadi penyesalan. Tapi tidak dengan Bianca. Ia suka menunggu. Apalagi menunggu seseorang yang didambanya. Tapi, untuk apa jika menunggu hanya me...