Tujuh.

391 10 0
                                    

***

Sudah sekitar 2bulan Bianca dekat dengan Rival. Kebahagiaan kedua datang pada Bianca. Bianca tidak menyangka kalau dirinya bisa dekat dengan Rival.

Bahagia.
Satu kata yang mewakili perasaan Bianca saat ini.
Bagaimana tidak?
Ia bisa dekat dengan seseorang yang telah 5tahun lamanya ia dambakan.

Tetapi kedekatan Bianca dengan Rafa menjadi renggang.
Karena kehadiran Rival.

Rafa menjadi canggung untuk berlelucon dengan Bianca, bahkan berbicara pada Bianca pun ia merasa canggung. Terlebih lagi Bianca sendiri akhir-akhir ini lebih sering bersama Rival.

Sakit.
Rafa tidak kuat menahannya.
Menahan semua sakit ini.
Semua anggota tubuhnya merasakan sakit, terlebih pada hatinya.
Kondisi Rafa semakin lemah.
Kondisi Rafa semakin memburuk
Entah berapa lama lagi Rafa akan mengakhiri semua ini
Yang jelas, ia sudah sangat sangat sakit.

Terlebih lagi, saat ia tahu Bianca sudah mulai dekat dengan Rival.

Tapi, apa boleh buat?
Rafa sendiri tidak bisa melarang Bianca untuk dekat siapapun, apalagi Rival adalah seseorang yang Bianca dambakan. Ia tidak memiliki hak untuk melarang Bianca.

Karena pada dasarnya ia bukan siapa-siapa Bianca, lebih tepatnya ia hanya sahabat Bianca.

Iya.

Sahabat.

Rafa hanya seorang sahabat Bianca.

Tidak lebih.

Mungkin tidak akan pernah lebih.

***

Sebenarnya ini salah siapa?
Bianca yang terlalu tidak menyadari perasaan Rafa,
Atau bahkan salah Rafa yang telah menyimpan rasa pada sahabatnya itu?

Tidak.
Keduanya tidak salah.
Karena cinta memang datang tak mengenal waktu, dan tak mengenal siapapun dia.

Hanya saja, mungkin cinta itu telat untuk dinyatakan.

***

Cinta.

Satu kata yang bisa dibilang dapat menumbuhkan rasa manis, tapi bahkan rasa pahit sekalipun.


"Mungkin memang takdir tidak berpihak padaku. Aku mencintai kamu. Tapi kamu, mencintai orang lain." -Rival Praditya Bagaskara

***

Vote & Comment!!!!

Bad FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang