2. Tamu Tak Diundang

104K 8.4K 361
                                    

Pernakah engkau bertanya pada semesta mengenai nama-nama yang hadir dalam buku kehidupanmu?♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pernakah engkau bertanya pada semesta mengenai nama-nama yang hadir dalam buku kehidupanmu?
♡♡♡

Kirana berlari cepat hingga dirinya terpontal-pontal layaknya seseorang yang sedang dikejar anjing mengamuk. Tidak dipedulikannya khalayak ramai yang melihatnya dengan dahi mengernyit dan hidung mengerut.

"Eh Kir, lama banget sih... gue udah lumutan nih nungguin lo!" Jelita mencegat dirinya ketika dia barusan menuruni tangga. "Gimana? Juna mau kasih kan?"

"Hah?" Jawabnya bingung. Nafasnya terengah-engah tidak karuan.

"Lo udah ngomong kan supaya dia langsung kasih ke Harris?"

Kirana mati kutu menghadapi pertanyaan itu. Tadi dia begitu panik hingga dia tidak sadar bahwa dia belum menjelaskan perihal coklat itu pada Juna.

"I... iya... udah kok," jawabnya terbata-bata seraya mengutuki kecerobohannya.

Bagaimana bisa dirinya melupakan hal itu, dia juga tidak mengerti.

     Kirana selalu menganggap bahwa dia memiliki level kecermatan di atas rata-rata untuk urusan semacam ini, tetapi kali ini, dia tidak hanya menggagalkan misinya, namun juga menambah masalah untuk dirinya sendiri.

     Jika Juna tidak tahu bahwa coklat itu semestinya untuk Harris, maka tamatlah sudah riwayatnya.

"Terus dia bilang iya kan?" Jelita mengkonfirm.

Kirana mengangguk lemah. Dia tidak memiliki keberanian untuk membeberkan kebodohannya ini.

"Jel, gue pulang dulu yah... nggak bisa nongkrong di kantin nih."

"Loh, kok? Lo kan bilang mau nemenin gue tadi!"

"Iya, sori... Ibu barusan telpon. Katanya gue suru pulang cepetan, emergency gitu." Kirana beralasan, karena sesungguhnya dia berencana untuk menemui Juna lagi.

"Emergency apaan?"

"Gue juga nggak tahu, Ibu nggak bilang, keburu-buru gitu mah dia ngomongnya."

"Ya udah deh, ayo gue anterin."

"Eh, nggak usah... lo ke kantin aja, gue bisa pulang sendiri kok," bantahnya panik. "Kalo lo pulang sekarang kan rugi, siapa tahu Harris ntar dateng nemuin lo?"

"Emh... tapi kan gue sendirian?" Tutur Jelita tidak yakin.

"Nggak apalah... kalo gue di sana ntar Harris juga jadi ogah nyamperin lo nya, dia kan pasti nggak enak gitu kalo ada gue?"

Cinta Sejuta RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang