34. Rumput Tetangga Bergoyang

34.5K 2.6K 395
                                    

Api yang dibalas dengan api hanya akan membinasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Api yang dibalas dengan api hanya akan membinasakan.
♡♡♡


Junaku : Gue ksana skrg ya?

     Kirana membaca sebuah pesan singkat yang baru masuk ke hp nya. Jemarinya sudah setengah jalan mengetikkan kalimat balasan ketika dia tiba-tiba merubah pikirannya dan meletakkan hp nya kembali ke meja.

     Bayangan dirinya yang sudah berpakaian rapi dengan wajah yang terpulas oleh make up tipis dan rambut yang diluruskan menatapnya balik. Kirana menghela nafas, tangannya meraih lip gloss baby pink yang bertengger di kotak rias nya.

     Tadi dia sudah mengenakan pemulas bibir itu, namun barusan ketika dia melihat hasil karyanya lagi, dia merasa penampilannya itu masih kurang sempurna.

     Kekhawatirannya akan Rasita dan segala kelebihan yang dimiliki cewek itu kian hari kian melemahkannya. Bahkan untuk memilih warna lip gloss yang sebaiknya dia pakai saja, dia sengaja memakai warna yang paling tidak cocok dengan Rasita.

     Bukannya Kirana menyombongkan diri, tetapi kulitnya memang satu tingkat lebih terang daripada Rasita dan hal itu cukup menjadi poin kebanggaannya.

     Tidak berarti banyak memang, menang dalam urusan superfisial seperti ini, tetapi paling tidak, hatinya yang gundah gulana sudah cukup terhibur. Akhir-akhir ini, hanya momen kecil seperti ini yang menjadi sumber energinya untuk menjalani hari.

     "Kira... turun!" Suara nyaring Ibu dari lantai bawah menggaung hingga ke kamarnya.

     Kirana lantas segera merapikan kembali make-up yang berserakan di meja riasnya dan tidak lupa dia menyempatkan diri untuk memakai parfum kesayangannya terlebih dahulu sebelum menuju ke pintu.

     "Duduk dulu, duduk dulu... makasih ya ampun, tante jadi sungkan masa... Ini beneran Mama yang ngasih?"

     "Iya, tante... masa bohongan sih..."

     Sayup-sayup suara percakapan dari ruang tamu terdengar ketika Kirana melangkahkan kakinya keluar. Dia sudah berada pada anak tangga terakhir ketika dia menyadari bahwa tamu yang sedang bersama dengan Ibu bukanlah orang yang sedang dia nantikan kehadirannya.

     "Kira... kamu kok bengong aja sih, bukannya ditawarin minuman gitu!" Hardik Ibu.

     Tubuh Kirana membeku, kakinya terasa kebas dan iris matanya membulat sempurna tatkala dia berhadapan dengan Kak Farid di tengah ruangan yang menyambutnya dengan sebuah senyum.

     Cowok itu ternyata benar-benar datang ke rumahnya.

     "Ma, maaf kak... eh, mau minum apa?" Tuturnya canggung. Selain karena Ibu di belakang Kak Farid sedang memelototinya, dia sebenarnya juga tidak mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan cowok itu lagi.

Cinta Sejuta RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang