Ujung lidah lebih tajam daripada ujung pisau.
♡♡♡Terkadang Kirana menyesal kenapa dulu dia tidak menuruti saran Ayah dan memilih untuk menjadi murid di sekolah internasional dekat perumahannya saja. Jika dia tidak pernah menginjakkan kaki di SMA Bina Bangsa, tentunya sekarang dia tidak perlu merasa sesengsara ini.
Awal mula harinya dimulai dengan kenaasan yang luar biasa. Kirana harus melewati perjalanan dua kali ganti angkutan umum dengan perut yang meraung-raung kelaparan lantaran dia tadi menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencari-cari alasan agar diperbolehkan Ibu untuk membolos.
Dan sesampainya di sekolah pun, akhirnya Kirana terdampar di ruang kedisiplinan terdahulu sebelum diijinkan untuk masuk ke kelas. Akibat ocehan panjang padat Ibu, buku poin nya kini ternoda oleh sebuah pelanggaran.
"Kok nggak dateng bareng Pak Kekel Kir? Bahtera rumah tangga nabrak gunung es ya?" Celetuk Joni ketika dia baru menampakkan batang hidungnya setelah jam pelajaran pertama berjalan hampir dua puluh menit.
Pagi ini Kirana berangkat sendiri ke sekolah karena dia masih belum mencapai tahap ingin berbaikan dengan Juna. Baik pesan singkat maupun panggilan dari cowok itu sejak kemarin malam tidak dia hiraukan sama sekali.
Mengingat acara jalan-jalan mendadak ajakan Rasita sepulang sekolah kemarin membuat api kekesalannya pada cowok itu terus berkobar. Memang benar bahwa kedekatan Juna dan Rasita tidak sepenuhnya seperti sedia kala lagi, tetapi interaksinya dengan cewek itu masih tetap saja berhasil menggerogoti hatinya.
Seperti bagaimana ketika Juna mengganti order minuman standard cola nya dengan lemon tea ketika mereka sedang berada di restauran siap saji berbasis makanan Jepang dan menukarnya dengan milik Rasita karena cewek itu tidak meminum soft drink, dan juga sebaliknya, ketika Rasita langsung menukar egg chicken roll nya dengan salad milik Juna layaknya hal itu sudah menjadi praktis lumrah nya bagi mereka.
Hal-hal itu memang remeh dan tidak sepantasnya untuk dijadikan dasar kecemburuan membabi butanya, tetapi tetap saja dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merasakan kejengkelan itu.
Kirana mengerti bahwa Juna tidak sepenuhnya patut disalahkan atas Rasita yang sekarang bergabung dengan grup mereka karena Harris dan Nevan juga berhubungan baik dengan cewek itu. Namun secara tidak langsung, Juna adalah titik poin dari semua masalah ini dan hal itulah yang menyebabkan emosinya pada cowok itu bertahan di puncak.
Kegiatan belajar mengajar di hari Sabtu selalu menjadi hari yang tidak produktif bagi murid-murid SMA Bina Bangsa, terutama mereka yang berada di kelas XI-IPS 3. Dari empat jam pelajaran yang ada pada jadwal mereka, hanya di satu jam pertamalah atmosfir pembelajaran itu ada.
Sedangkan untuk sisa waktunya, sekelas sepertinya kompak memberikan fokus setengah hati saja, sehingga mau tidak mau, guru-guru juga turut merasakan keengganan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejuta Rasa
Genç KurguKirana tuh cewek yang gengsinya setinggi langit, tapi hari Valentine tahun ini dia terpaksa ikutan ngirim coklat biar nggak jadi beban sahabat. Masalahnya, Arjuna, ketua kelasnya yang ganteng tapi irit ngomong itu selalu ditempelin si Rasita, ciwi h...