24. Definisi Tanpa Batas

44.5K 3.2K 216
                                    

Sesungguhnya, persahabatan adalah cinta yang belum naik kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesungguhnya, persahabatan adalah cinta yang belum naik kelas.
♡♡♡


     "Lo nyesel milih gue?"

     Matahari yang semakin bergerak ke arah barat mengakibatkan langit sore itu berwarna kemerah-merahan. Jika saja seluruh perhatian Juna saat ini tidak sedang tersita oleh Kirana yang menatapnya dengan ekspresi kekecewaan yang teramat dalam, tentu saja dia akan menyadari indahnya lukisan alami ciptaan Sang Pencipta.

     Jalanan yang sepi akan kendaraan bermotor dan tidak adanya orang yang berada di luar rumah pada saat itu hanya membuat perkataan Kirana tadi kian meresap ke dalam telinganya.

     "Lo kok bisa ngomong kaya gitu sih?" tutur Juna tidak percaya.

     "Kalo emang lo mau balik ke Sita, ya udah ngga apa, lebih baik kita udahan aja sekarang." Kirana menundukkan kepalanya, cewek itu tidak mau menatapnya. "Biar gue ngga perlu ngrasa ngga jelas kaya gini lagi..."

     "Maksud lo apa?" balasnya was-was. Berlawanan dengan keadaan di sekitar mereka yang tenang dan damai, hatinya saat ini terasa gamang. "Lo jangan kaya gini kenapa..." Dia hendak menyentuh lengan Kirana, tetapi cewek itu segera menghindar sebelum dia sempat meraihnya.

     "Trus gue harus gimana kalo sekarang yang ada di pikiran lo cuman ada Sita? Kalo lo jadi gue... lo bakal gimana sih emang? Diem aja gitu? Ngga mungkin kan? Kirana mendecih. "Udah lah gue males ngomongin ini lagi, gue sakit..."

     "Gue ngga bermaksud bikin lo ngrasa ngga keanggep... Gue cuman..." Dia berhenti berbicara lantaran tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk menggambarkan perasaannya pada cewek itu.

     "Cuman apa? Lo cuman kepikiran Sita terus kan? Jadi gue nya ntar-ntar aja gitu kan? Jangan bilang ngga karena gue tau itu bener... "

     Juna menghela nafas, dia memejamkan matanya dan mengujarkan sepatah doa dalam hati sebelum kembali bertutur.

     "Udah beberapa hari ini gue udah ngga pernah ngeliat Sita di sekolah, gue cuman khawatir... ngga biasanya dia bolos kaya gini..."

     "Lo telpon dia..." potong Kirana yang lebih mengarah pada pernyataan daripada pertanyaan. Dia tidak mungkin mengelak karena jelas cewek itu sudah melihat log panggilannya.

     "Tapi dia ngga angkat. Gue coba beberapa kali dan dia tetep reject. Gue belum ngomong lagi ma Sita sejak terakhir gue datengin dia pas temen-temennya nyiram lo itu..."

     Juna mengamati ekspresi Kirana yang perlahan melembut seiring dengan pengakuannya. Sorot sakit hati yang terpancar dari kedua mata cewek itu membuatnya memaki dirinya sendiri. Lagi-lagi dia menyakiti cewek itu tanpa dia sadari.

     "Sebenernya gue... ngrasa bersalah ma Sita..."

     Mendengar kata-katanya itu, raut wajah Kirana seketika kembali seperti semula. Reflek Juna sontak membuatnya meraih lengan cewek itu, berjaga-jaga agar dirinya tidak ditinggalkan sebelum dia menjelaskan maksudnya.

Cinta Sejuta RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang