Konon, bertingkah bodoh itu kodrat orang jatuh cinta.
♡♡♡Juna grogi. Diliriknya Kirana di sebelah kirinya yang sejak tadi naik ke mobil belum berkata apa-apa. Cewek itu melihat lurus ke depan, ekspresinya antara sedang berpikir serius dan melamun jauh. Dia mengkatupkan kedua tangannya erat-erat dan rambutnya tergerai, menutupi sebagian sisi wajahnya.
Cantik. Kirana memang cantik. Sudah sering dia mendengarkan cowok-cowok di kelasnya menimbrung tentang paras cewek itu, dan dia pun mengakuinya sejak dulu. Namun kini hal itu tidak hanya semata opini umum bagi Juna, melainkan sudah menjadi sebuah pengakuan dari hatinya.
Kirana itu, memikat. Hanya kata itulah yang tepat baginya, tidak ada yang lain.
Juna menyamarkan senyumnya.
"Kepikiran apa sih? Gue kan udah di sini..."
Celetukannya membuat Kirana langsung menoleh kepadanya dengan mata terbelalak. "Lo ini beneran..."
"Ganteng? Lucu?" Juna memotong.
Kirana dibuatnya tertawa, dan cewek itu benar-benar tertawa. Gigi depannya yang biasanya jarang menampilkan diri kini terlihat. Juna jadi sadar dia belum pernah mendengar tawa cewek itu sebelumnya.
Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia bisa merasakan tiap dentumannya yang semakin lama semakin menderu. Hatinya terasa hangat saat dia menangkap suara tawa lepas Kirana yang menggema di mobilnya. Dia senang, karena untuk pertama kalinya, dirinya mendapatkan lebih dari seulas senyum kecil yang biasa cewek itu tampilkan.
"Gue ngga nyangka... ternyata lo itu kaya gini ya orangnya." Kirana menggelengkan kepalanya.
"Kaya gini gimana?"
"Tukang gombal." Jawab Kirana tanpa jeda.
"Tukang gombal? Gue ini cuman gini sama lo."
Balasan jujur Juna membuat cewek itu diam seribu bahasa. Pipinya lagi-lagi merona.
Kirana cepat-cepat memalingkan wajahnya ke kaca di sampingnya. "Bisa mati gue kalo gini terus," gumamnya lebih pelan daripada suara mas-mas ojek di samping mereka yang kelihatannya sedang memaki-maki mobil di depannya.
"Kalo lo mati gue gimana ?" Juna menimpali. Dia mengerling singkat ke arah cewek itu sementara menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.
Kirana memiringkan badannya, dia sedikit bersandar pada pintu, kemudian dia menatap Juna lekat-lekat. Sebenarnya itu hanya berselang beberapa detik --lebih tepatnya seperlimabelas menit-- tetapi Juna merasa seperti sudah seabad saja.
Berada di belakang kemudi membatasinya untuk melakukan hal yang sama, jadilah dia tersorot oleh sepasang bola mata yang membuatnya merasa tidak karuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejuta Rasa
Teen FictionKirana tuh cewek yang gengsinya setinggi langit, tapi hari Valentine tahun ini dia terpaksa ikutan ngirim coklat biar nggak jadi beban sahabat. Masalahnya, Arjuna, ketua kelasnya yang ganteng tapi irit ngomong itu selalu ditempelin si Rasita, ciwi h...