5. Bicara Soal Hati

91.5K 7K 413
                                    

Jodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak.
♡♡♡

    "Memang Kak Kunti kapan datang nya?"

"Hah?" Juna menatap Rasita bingung. "Datang ke mana?"

"Kemarin lusa kan?" Harris menyahut. Dia menendang kaki Juna di bawah meja dengan sekuat tenaga dan memelototinya. "Lo bilang Kak Kunti udah dari hari Senin di sini ke gue."

"Oh iya iya... Senin." Dia buru-buru mengangguk. Memorinya akan kebohongan yang dia utarakan tadi tersapu bersih ketika dia melihat Kirana berjalan ke arah mereka.

"Bakpia nya mana? Kok aku ngga dikasih?" Rasita kembali melontarkan pertanyaan.

Tiap kali Kak Kunti balik dari Jogja, dia pasti membawa banyak bakpia buat oleh-oleh, dan Juna selalu membagi-bagikan bagiannya karena dirinya memang tidak terlalu menyukai jajanan khas kota pelajar itu. Jadilah hal tersebut menjadi kebiasaan mutlaknya semenjak empat tahun yang lalu.

"Iya nih... dari kemarin juga udah gue tungguin, katanya ada satu kotak buat gue? Mana?" Harris menimpali.

"Gue juga mau ding! Ada yang rasa coklat nggak? Eh, atau keju aja juga boleh deh..." Nevan juga jadi ikut-ikutan dalam sandiwara impromptu ini, padahal sebelumnya dia sibuk mengunyah cimol kejunya.

"Emang enak ya? Rasanya gimana sih?" Jelita yang duduk manis di samping Harris tiba-tiba bersuara.

"Wah enak banget! Ini yang asli punya, resep tradisional keraton Jogja. Yang dijual di sini mah rasanya beda banget, ngga ada tandingannya deh... apalagi yang isi kacang ijo! Bikin ketagihan suer... besok lo bawain lebih gih... biar Jelita bisa coba. Kirana juga mau kan? Dua kalo gitu ya?" Jawab Harris berapi-api, seakan dia ini pedagang bakpia yang sedang mengejar setoran.

     Juna sudah berusaha memberinya kode untuk menghentikan promosinya, mengingat ini hanyalah percakapan palsu guna menutupi kedoknya, tetapi temannya itu tidak menghiraukannya, dan kini malah bersama dengan Nevan membahas berapa banyak bakpia yang mereka mau.

     Sungguh, kedua temannya itu benar-benar tidak bisa diandalkan sama sekali. Mereka justru mendorongnya terjun ke jurang yang lebih dalam dari sebelumnya. Juna tidak sabar untuk segera beranjak dari tempat duduknya agar Harris dan Nevan tidak bisa menyengsarakan dirinya lebih lama lagi. Secepat kilat dia mengangkat kaki ketika bel tanda selesai istirahat berbunyi. Terlalu lama di sana membuatnya jadi sakit kepala sebelah.

     "Juna, tunggu..." Rasita buru-buru berdiri dan mengikuti dirinya. Gapaian cewek itu menghentikan langkahnya.

     "Ada apa Sita?"

Cinta Sejuta RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang