7 Februari 2016
Kehilangan itu biasa dan wajar, semuanya pernah mengalami momen itu.
Soal G, jujur aku kehilangan. Tapi, aku bersyukur aku baru sebentar mengenalnya. Jadi, aku tidak perlu merasa terlalu kehilangan. Heeeey, kenapa ini mirip dengan kisahnya Kang Galih (sedayu).Kombinasi kehilangan, kelelahan, penolakkan, dan berbagai macam cobaan yang membuat aku kehilangan sabar dari kamusku, kehilangan ikhlas. Aku tipe orang yang susah menggambarkan emosi. Aku, sebenarnya seorang introvert mungkin. Seperti saat ini misalnya, aku tidak suka menuliskan perasaanku dalam bentuk kata. Aku lebih memilih mendengarkan lagu dari pada menuliskanya di sini. Tapi aku mencobanya di sini oke.
Hari itu aku lelah. Muak. Jengah.
Beberapa kali meninggalkan kelas membuatku harus ekstra mengejar ketinggalan, produksi hormon yang tidak stabil membuat moodku berubah ubah, rancangan proposal pameran yang bahkan sudah ditolak sebelum aku sempat memberikanya, mengkalkulasi kebutuhan pameran tidak semudah itu akupun bahkan butuh waktu tiga hari, ditambah sedikit rasa kehilangan. Aku benar benar merasa tertekan hari itu. Down banget sumpah. Rasanya pengen banget tuh mindmap buat proposal dibakar sampe jadi abu.
But then, thank god that's friday. Hari jumat datang dengan harapan baru. Semuanya berjalan lancar, aku dengan menggebu langsung memberikan rancangan proposalku dan akhirnya... kesiswaanpun setuju.Tapi kehilangan itu tidak terjadi sekali. Kemarin, ya hari sabtu. Sekitar pukul 5 kalau tidak salah. Yaap, aku sedang berada di pesisir pantai, berdiri di atas pasir kering, berjinjit jinjit ketika ombak datang. Aku memang suka air, tapi kemarin aku memilih untuk tidak mau basah. Seandainya aku basah tripodku bisa bisa ikut basah dan aku berani bertaruh, pasir bakal ikut masuk ke sendi sendinya dan aku tidak mau membersihkannya.
Ketika sedang memotret aku lebih memilih untuk tetap fokus. Karena nyatanya aku mudah teralihkan sampai akhirnya lupa dengan tujuanku. Aku mulai curiga aku memiliki beberapa personality disorder sekarang.
Sekitar setengah jam aku fokus dengan kamera dan tiba tiba ingat dengan sesuatu. Itu!? Yak! Action camku. Adikku mengambilnya dari tas tadi. Dam dia ada di...
God please no...!
" Adeeek mana kamera?" Teriakku dari kejauhan. Dan ia hanya menggeleng. " Cari sampe ketemu gak mau tau ahhh."
Moodku hancur, aku melewatkan golden hourku. Keren.Tapi, kalau dipikir pikir semuanya terjadi beruntutan. Dan, baiklah aku harus terbiasa dengan hal hal seperti itu mungkin. Kurasa kau melihat hidupku mulus, tapi nyatanya banyak perjuangan dan pengorbanan yang tidak kalian lihat. Kuharap karena tahun ini tidak dimulai dengan mulus, aku ingin membuat sebuah perubahan.
Semoga aku terbiasa menghadapi semuanya. Tahun ini pasti lebih baik dan harus karena aku bisa.
*memotivasidirisendiri*
KAMU SEDANG MEMBACA
Interval
PoetryKita ada karena jarak. Itu ada antara aku dan kau. Interval itu selang, berada di tengah tengah. Jauh atau dekat, sejengkal atau ribuan mil, jarak tetaplah jarak. Perasaan ini tetap milikku dan untukmu, tapi bagaimana kalau berubah? Bagaimana kalau...