Angin(a poem)

64 5 0
                                    

Deru angin berteriak di telinga
Jerit ombak membisik pada hati

Perlahan air datang membasuh jemari
Pasir halus tertinggal di punggung kaki
Jemari menggenggam imaji
Mulut diam terkunci

Senja turun menyentuh bumi
Lembayung mengurat mega
Laut merintih sedih
Awan menggemuruh marah

Semuanya pekerjaan angin

Titik itu air, merembes ke dalam pasir
Kukira hujan ternyata tangis
Kuat angin mendorongku dari belakang
Tubuh berguncang tak kutahan

Ombak menghantam betis
Hujan ternyata turun
Biarkan aku sendiri
Dengan imaji yang lepas dari genggam

Petrichor
Angin membuatku mengendus bau itu
Rindu menghujam hati
Memburu ingatan

Terpaan itu membuatku seakan disuruh beranjak tapi
Tertancap sudah kaki ini pada pasir halus

Rintik kecil turun masih
Lalu hinggap sebentar di pelupuk mata dan kemudian jatuh lagi ke laut
Bersatu dalam tetesan
Menguap ke langit dan menjadi awan
Berkumpul jadi besar
Lalu turun hujan
Siklus
Angin yang membawanya

Ia juga membawamu
Getar itu halus mengguncang anak rambut
Terbang ke belakang
Kuduk berdiri hati tergetar
Firasat buruk
Segurat senyum di wajahmu
Tak pernah kulihat sebelumnya
Aneh dalam pikirku

Kau mendekat aku tercekat
Desau itu membisik perlahan
Angin itu mengecupku mesra

Cepat dengan
Ia pergi terbang
Hilang lenyap
Musnah sirna

Pergi selamanya...

Angin berhembus lalu hilang, lagi


IntervalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang