Lekas Sembuh (a poem)

37 3 0
                                    

Jemariku tenggelam dalam gelombang rambut hitammu
Pajang nan lembut kau sisir ke belakang
Tubuhku melekat dan bertumpu di bahumu
Kokoh nan lebar kau balut dengan jaket kelabu seperti langit mendung
Mataku hanyut dalam tatap hangatmu
Manik cokelat kokoa, menenangkan juga candu

Jemarimu bertaut pada cangkir teh, jemariku bertaut pada cangkir susu
Berdua sama sama mencari hangat di dalam tumpukan ketidak adaan panas
Hening menerbangkan jutaan partikel abstrak di antara kita
Dalam hening partikel padat cangkir yang kau genggam berpisah
Tanganmu bergetar, cairan merah itu menetes keluar

Air mukamu berubah ubah
Kugenggam lembut jemarimu
Manik almondmu kutatap dalam
Goresan di tangannya tak jauh berbeda dengan yang ia tinggalkan di hatiku
Cukup dalam, juga sakit


Dalam hening kita saling bertatap, membuang semua distraksi yang ada di luar sana

Gemuruh hujan dan petir menyambar bertalu di luar sana

Diam diam cerek airku bersiul riang di atas perapian

Kami diam, diam ini bagai kemistri

Aku tak pernah marah padamu, sekalipun kau pecahkan cangkir tehku

Aku tak pernah marah padamu, sekalipun kau gores hatiku

Aku tak pernah marah padamu, sekalipun kau tinggalkan aku

Aku tak pernah marah padamu, sekalipun kau rengkuh orang lain

Tapi aku marah padamu, ketika kau menyakiti dirimu sendiri

Tatap juga diammu bagai berelegi di hari senja yang hujan

Hatiku yang congkak bagai enggan untuk mengaku

Bagai malu untuk mengucap rasa

Hatimu yang larut dalam kecewa bagai enggan untuk menerima

Bagai tak peduli padaku yang memang sudah terlambat

Hanya dua kata untuk kita hari ini "Lekaslah sembuh,"

IntervalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang